Minggu, 25 Januari 2015

RENUNGAN TAUHID DALAM IBADAH HAJI 6

Tauhid tatkala pada hari menyembelih

Diantara salah satu bentuk ketauhidan: manakala dihari penyembelihan di mana Allah menyifatinya hari itu dengan haji besar, manusia membuka pada hari ini dengan melempar jumroh aqobah, lalu mereka mengingat salah satu sikap diantara sikap-sikap ketauhidan seorang imam - yaitu Nabi Ibrahim-, Nabi ini diuji dengan berbagai ujian karena kalimat laa ilaaha illallah,  maka Nabi Ibrahim ujur bersama Allah Allahpun memuamalahinya dengan kejujuran.

Syiar-syiar haji mengingatkan kepada Nabi Ibrahim –semoga shalawat dan salam tercurahkan kepadanya- dalam keimanan dan kepasrahannya, Diantaranya adalah pada hari haji besar; Hari yang penuh berkah ini seorang hamba membuka harinya apabila matahari telah bersinar dengan melempar jumroh aqobah..
Begitu pula tatkala ia mengingat kekasih Allah Ibarahim bermimpi dalam tidurnya menyembelih anaknya..Allah telah menguji ibarahim dinegrinya dan kampung halamannya lalu Ibrahim keluar berhijrah kepada Allah, lalu Allah mengantikannya dengan bumi yang disucikan, kemudian Allah mengujinya dengan keluarganya dan kaumnya lalu Ibrahim meninggalkan mereka karena Allah, lalu Allah menjadikan keturunannya kenabian dan kitab.

Coba anda renungkan!
Tatkala Allah menguji ibrahim dengan anaknya dan buah  hatinya untuk disembelih Ibarahim berkata:

يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى

“Wahai anakku sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu maka bagaimana pendapatmu” (assoffat:102).

Perhatikanlah bagaimana keturunan yang baik dan ahlu tauhid? bagaimana Allah menjadikan keturunan mereka keturunan yang baik?, Allah ta’ala berfirman:

ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِنْ بَعْضٍ

 “Keturunan sebagian mereka dari sebagian yang lain” (Ali-Imran:34)..

قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ

“Ia berkata wahai ayahku kerjakanlah” (assoffat:102)

Perhatikanlah bagaimana tauhid dan kepasrahan?!

Apabila datang kepadamu perintah apa saja diantara perintah-perintah Allah supaya anda melakukan sesuatu atau anda meninggalkan sesuatu?!

Ini dia Ismail diwaktu ismail masih muda belia diminta untuk mengorbankan ruh dan dirinya “ia berkata wahai ayahku kerjakanlah apa yang diperintakan” (assoffat: 102). Ini adalah tauhid dan iman..

Perhatikanlah ketauhidan !

سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ

“Pasti engkau akan mendapatkanku insyaAllah” (ashoffat:102)
Ibrahim tidak mengatakan: pasti engkau akan mendapatkanku diatas upaya dan kekuatannya, tidak begitu tapi Ibrahim berkata “pasti engkau akan mendapatkanku insya Allah termasuk orang yang sabar” (asshoffat:102) semoga shalawat dan salam dicurahkan kepadanya, Allahu Akbar!

Perhatikanlah bagaimana datang kelapangan bersama kesempurnaan tauhid

Allah ta’ala berfirman:

فَلَمَّا أَسْلَمَا

“Maka tatkla keduanya pasrah” Qs,ashoffat;103. Sehingga ada dalam sejarah bahwa Ismail berkata kepada ayahnya: wahai bapakku! Janganlah menyembelihku sedangkan engkau mengahadap kepadaku akan tetapi tutuplah wajahku sehingga engkau tidak melihatku lalu ada perasaan kasihan datang kepadamu..
Lihat seorang anakpun menolong ayahnya terhadap iman dan kepasrahan.

Oleh karena itu anda dapatkan seorang bapak apabila seorang bapak yang muwahhid yang shalih Allah akan menjadikan baginya keturunan yang shalih, dan begitu pula sebaliknya,

Oleh karena itu Silah bin Asyim mempunyai empat anak dan ia maju untuk berjihad dijalan Allah, Apa yang dikatakan bapak yang shalih ini dimedan pertempuran dan dihadapan musuh? perhatikanlah keberanian, keimanan! yang sepantasnya seorang yang muwahhid yang mempunyai keyakinan berada diatasnya, karena tidak akan mungkin meraih kebahagian didunia kecuali dengan iman ini yang mewariskan keberanian-

Ia berkata kepada salah satu anaknya yang paling besar: maju wahai anakku! Maka sesungguhnya aku berihtisab denganmu disisi Allah,Artinya: aku menginginkanmu mati sebelumku lalu aku mengharapkan pahala disisi Allah, tidaklah; ia lari dari melihat anaknya yang disembelih dihadapannya, demikianlah ummah yang muwahid yang yakin lagi ikhlas..

Maka Ibrahim berkata kepada anaknya:

سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“engkau akan mendapatkanku insya Allah termasuk orang yang sabar” (asshoffat: 102) Allah ta’ala berfirman:

فَلَمَّا أَسْلَمَا

“maka tatkala keduanya pasrah” (asshoffat: 103) .

Kondisi seperti ini mungkin akan terjadi mendatangimu perintah Allah dirumahmu, keluargamu dan istrimu, tatkala anda pasrah dan anda melaksanakan perintah Allah akan datang kepadmu kelapangan.

Adapun jika anda pergi lalu mencari keringanan lalu anda menta’wil dan berijtihad maka dengan sebab ini seorang hamba telah menyerahkan kepada upaya dan kekuatannya, kita berlindung dari hal ini.

Saudaraku perhatikanlah! apabila ia pasrah dan bertawakal , pasti ia berkeyakinan kuat kepada Allah, maka Allah tidak akan merugikannya, Allah ta’ala berfirman:

وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إبراهيم * قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيا

“..kami menyerunya wahai Ibrahim, sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu” (asshoffat:103-105),  Allah mendatangkan kepadanya kelapangan

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

“dan kami menebusnya dengan sembelihan yang besar” (asshoffat: 107) .

Allah menebusnya di atas tujuh langit dengan sebab islam, kepasrahan dan tauhid.

Maka apabila seorang muslim melempar jumroh aqobah ingatlah ujian ini, ingatlah bahwasanya Allah akan menguji keluarganya, hartanya, dirinya dan buah hatinya, selayaknya ia mengedepankan apa yang disisi Allah diatas apa yang ada dalam dirinya..

Demikian pula setelah melempar jumroh aqobah ia menyembelih hadyu apabila haji tamattu’ atau qiron, lalu apabila ia menyembelih hadyunya karena Allah, ini merupakan salah satu bentuk diantara bentuk-bentuk ketauhidan yaitu mengalirankan darah untuk sang pencipta langit dan bumi..

Sampai tatkala manusia mengalirkan darah hewan berdo’a : dengan nama Allah, Allah Maha besar, maka ia menyebut nama Allah dan takbir dalam rangka mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mendekatkan diri kepada Allah dalam hadyunya..Darahnya itu akan jatuh disisi Allah di satu tempat sebelum jatuh ke tanah, hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan kulitnya, bulunya, kakinya dan semua yang ada padanya dalam timbangan hamba itu, tetapi hal itu apabila disertakan dengan tauhid karena Allah, bukan karena sesuatu selain Allah, tidak menyembelih karena berhala dan tidak pula karena pohon dan tidak pula karena kuburan, dan tidak karena wali,Tidak menyembelih karena takut dari jin atau tatkala turun dalam rangka mendapatkan keridhaan jin, akan tetapi karena Allah ikhlas dan tauhid

قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي

“katakanlah olehmu sesungguhnya shalatku dan ibadahku (sembelihanku)” (al-an’am:162), sebagaimana Allah berfirman:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“maka shalatlah karena Rabmu dan sembelihlah” (alkautsar:2)

Maka hal ini salah satu bentuk diantara bentuk-bentuk ketauhidan.

Demikian pula takala manusia berdiri tahallul dari ibadah haji ia menggundul rambut kepalanya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan ta’at kepada Allah sebagaimana yang telah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan.

Maka manasik haji dan syiar-syiar haji berputar semuanya bersama keimanan, kepasrahan disertai keyakinan yang sempurna karena Allah, semoga Allah menganugrahi kita kepasrahan dan keimanan.
ُ
Seluruh kebaikan semuanya itu akan ada disisi seorang hamba yang memiliki hati yang hidup, maka sesungguhnya dzikir dan ibadah-ibadah ini agar bermanfa'at membutuhkan jiwa yang beriman.....membutuhkan hati yang menghadapkan secara keseluruhan kepada Allah sehingga bisa berpikir, merenung dan melihat, ia akan mendapatkan arti-arti yang mulia dan pengaruh yang besar yang akan menambahkan keimanan dan keyakinannya kepada Allah.

اللهم إنا نسألك إيماناً كاملاً، ويقيناً صادقاً، وعلماً نافعاً، وعملاً صالحاً، وآخر دعوانا أن الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Selesai
disarikan dari sebuah artikel وقفات التوحيد في الحج
"RENUNGAN TAUHID DALAM IBADAH HAJI" Syekh Mukhtar Assyinqithi..

Wassalam
By Nuruddin Abu Faynan
Makkah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar