Rabu, 28 Januari 2015

Jodoh Hadits 46

Syarah Hadits ke-46
Oleh Ustadz Arif Fathul 'Ulum, LC

بسم اللّه. إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم: أفضل العبادة الدعاء

Ibadah yang paling afdhāl (yang paling utama) adalah do'a.

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Mustadrak dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani di dalam Shahih Al-Jāmi' AshShaghīr.

Hadits yang agung ini menunjukkan bahwa ibadah paling utama adalah do'a karena do'a ini Allāh perintahkan di dalam kitabNya. Allāh berfirman di dalam kitabNya:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِين

Dan berkata Rabb (Tuhan)  kalian: Berdoalah kalian padaKu, niscaya Aku akan mengabulkan bagi kalian. Sesungguhnya orang yang sombong dari ibadah padaKu (tidak mau padaKu) maka akan masuk neraka dalam keadaan hina. (Ghāfīr 60)

Ayat ini menunjukkan bahwa do'a adalah perintah Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, bahkan Allāh menyatakan bahwa orang yang tidak mau berdo'a maka dia orang yang sombong, akan masuk neraka dalam keadaan hina.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, hadits yang agung ini merupakan berita gembira bagi kita semua karena kita semua sangat butuh kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, kita selalu ingin berdo'a dikabulkan dari doa kita, dari apa yang kita inginkan dan (tidak bisa) mengabulkan sebagian kita dari Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Dan tentunya Allāh memerintahkan kita untuk berdo'a yakni kita melaksanakan maka keutamaan ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Maka hendaknya kita tidak merasa lelah, atau bosan dalam berdoa meskipun Allāh belum mengabulkan karena dengan sekedar kita berdo'a saja sudah ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Bagaimana kita menyesal dalam beribadah, makanya kalau kita berdo'a dan Allāh belum mengabulkan maka terus kita berdo'a, karena itu merupakan ibadah kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Bahkan Rasūlullāh menyatakan adalah ibadah yang paling utama.

Hadits yang agung ini menunjukkan tentang keutamaan dari do'a yang merupakan pernyataan ketundukan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, kebutuhan seorang hamba kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yang ini sangat dicintai Allāh. Tidak ada seorang yang paling suka diminta dari pada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Kalau manusia diminta tidak suka, kalau Allāh tidak diminta justru Dia tidak suka. Bahkan menyatakan bahwa orang yang tidak meminta kepada Allāh tidak berdo'a pada Allāh, dia adalah orang yang sombong, dia akan masuk neraka dalam keadaan hina.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka hadits yang agung ini menyebutkan pentingnya, agungnya do'a, karena sesungguhnya Allāh cinta seorang minta padaNya. Dan bahkan ketika seorang terus meminta, memohon pada Allāh, Allāh lebih mencintainya lebih menyukainya.

Karena itulah maka wajib atas kita semua agar senantiasa berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, karena do'a adalah kebaikan bahkan ibadah yang paling utama. Apalagi ketika Allāh mengabulkan dari do'a tersebut, mengabulkan di dunia dengan segera ataupun Allāh mengabulkan di akhirat, memberikan pahala yang sebanding dengan do'a tersebut atau menepis kecurigaan hati kita, dengan sebab do'a kita.

Ini semua adalah kebaikan bagi kita semua, maka tidak ada rugi sedikit pun bagi seorang yang berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Dan berkata Marwah bin 'Ijli: “Aku berdo'a kepada Allah dalam suatu kebutuhan, duapuluh tahun, ternyata Allāh belum mengabulkan, aku tidak putus asa dari do'a selama duapuluh tahun tersebut.“

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, karena inilah maka banyak dari para salaf ashsholeh yang mereka selalu terus menerus (mudawamah) dalam suatu do'a sebagaimana mereka terus menerus membaca bagian dari Al-qurān.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka marilah kita semua selalu berdo'a pada Allāh, berharap kebaikan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dan juga jangan sampai kita putus asa dari berdo'a, karena berdo'a itu ibadah yang paling afdhāl (paling utama). Dan bahkan banyak sekali kebaikan pada kita dan menjadikan kita hamba yang dicintai Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

بارك الله فيكم

و صلى الله على محمد و على آله و صحبه أجمعين.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركات

Jodoh Hadits 45

Syarah Hadits ke-45
Oleh Ustadz Arif Fathul 'Ulum, LC

بسم اللّه. إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم: أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ

Dzikir yang paling utama adalah لا إله إلا الله dan do'a yang paling utama adalah الحمد لله.

Hadits ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi di dalam Jami’nya, Imam Nasā’i dalam Sunannya, Al-Imam Majid dalam Sunannya dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani di dalam Shahih Al-Jāmi' AshShaghīr.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh 'Azza wa Jalla, hadits yang agung ini menunjukkan kepada kita tentang 2 perkara yang paling utama;

Yang pertama adalah tentang dzikir yang paling utama adalah dzikir لا إله إلا الله.

Karena لا إله إلا الله adalah suatu kalimat yang agung, yang kalimat ini  mengandung penolakan kepada seluruh peribadatan kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, sekaligus menetapkan ibadah semata-mata kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Inilah yang merupakan tujuan manusia diciptakan di dunia, karena Allāh berfirman dalam kitabNya:

وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali mereka beribadah kepadaKu. (AdzDzariyāt 56)

Dan dalam tafsirnya لِوَحِّدُوْن (mentauhidkanKu), beribadah semata kepadaKu dan tidak menyekutukanKu dengan apapun selainKu.

Kemudian juga لا إله إلا الله adalah kalimat yang agung, yang dalam kalimat inilah maka seorang masuk dalam lingkup Islam. Di kalimat inilah maka dia selamat dari kekalnya di neraka karena ketika seseorang telah mengucapkan kalimat لا إله إلا الله  telah dinyatakan masuk dalam Islam yang akan menjadikan dia selamat dari kekalnya neraka dan kekafiran.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyatakan bahwa لا إله إلا الله adalah hal yang merupakan pembuka pintu surga. Karena surga dibuka oleh orang yang beriman ketika Allāh menyebutkan ketika dibuka pintu surga, kemudian yang masuk adalah orang yang beriman, yaitu yang beriman dan bertauhid, yang mereka melaksanakan dari makna لا إله إلا الله beribadah semata kepada Allāh dan menafikkan segala peribadahan kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Ini adalah kalimat yang agung yang tidak ada yang bisa membandinginya bahkan paling berat timbangannya pada kiamat.

Yang mana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam hadits yang mahsyur dalam haditsul bithāqah bahwa pada hari kiamat didatangkan pada seorang yang didatangkan pada dia 100 catatan amalannya yang jelek. Yang dia merasa sudah binasa. Kemudian Allāh mengeluarkan sebuah kartu yang bertulis لا إله إلا الله, kemudian ditimbang ternyata kalimat لا إله إلا الله lebih berat dari seluruh amalan kejelekannya. Dan dia selamat dengan kalimat لا إله إلا الله ini.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka kalimat tauhid لا إله إلا الله adalah kalimat yang disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sebagai afdhālul dzikri (dzikir yang paling utama), yang paling afdhol.

Kemudian juga Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, bagian kedua dari hadits ini adalah menjelaskan tentang do'a yang paling afdhāl, do'a yang paling utama. Rasulullāh bersabda:

و أفضل الدعاء الحمد لله

Do'a yang paling utama adalah الحمد لله.

Karena doa adalah dzikrullāh dan meminta hajat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dan الحمد (pujian) kepada Allāh ini meliputi semuanya. Karena orang memuji Allāh Subhānahu wa Ta'ālā adalah memuji atas nikmat Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Dan orang yang memuji pada nikmat, bersyukur pada nikmat ini berarti dia minta ditambah nikmat tersebut dari Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Karena Allāh berfirman dalam kitabNya:

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ


Sungguh jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan tambah nikmatKu atas kalian. (Ibrahim 7)

Kemudian berkata Athibiy rahimahullāhu Ta'ālā, beliau menyatakan barangkali menjadikan do'a yang paling afdhol kalimat  الحمد لله karena doa ini, yaitu الحمد لله do'a yang lembut, yang sangat bisa untuk dikabulkan do'a tersebut.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, hadits yang agung ini menunjukkan bahwa dua kalimat ini afdhāl dari jenisnya. Dzikir yang paling afdhāl adalah kalimat لا إله إلا الله dan doa yang paling afdhāl adalah kalimat الحمد لله.

Kemudian berkata Albattar Ad-Damamimi beliau mengatakan: “Tidaklah terhalang bahwa dzikir ini akan bisa mengalahkan amalan lain yang berat dari jihad yang lainnya.”

Meskipun datang dari riwayat lainnya bahwa amalan yang paling afdhāl yang paling berat karena keikhlasan dalam berdzikir adalah berat apalagi di dalam الحمد لله yang ketika dia dalam kondisi yang sempit, tidak mudah bagi orang untuk mengucap الحمد لله. Ketika dia mengucapkan الحمد لله memuji Allāh dalam segala kondisi, berarti dia telah melakukan amalan yang sangat agung, doa yang paling agung yaitu الحمد لله karena itu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mencontohkan Beliau selalu mengucapkan memuji Allāh (الحمد لله) dalam segala keadaan.

Ketika mendapatkan kebaikan, beliau mengucapkan:

 الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات

Segala puji bagi Allāh yang dengan Allāh-lah sempurna kebaikan-kebaikan.

Ketika menjadi perkara yang tidak menyenangkan bagi maka Beliau mengucapkan:

الله الحمد على كل حال

Segala puji bagi Allāh atas semua keadaan.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka marilah kita semua memperbanyak dzikir لا إله إلا الله, memperbanyak do'a الحمد لله  yang akan bisa mendapatkan keutamaan di dalam dua perkara itu, yaitu keutamaan yang paling utama dalam dzikir dan keutamaan yang utama dalam do'a karena Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menjelaskan bahwa dzikir yang paling utama adalahلا إله إلا الله  dan do'a yang paling utama adalah الحمد لله.

Semoga kita termasuk orang-orang yang banyak bertahlil (mengucapkan لا إله إلا الله), banyak bertahmid (mengucapkan الحمد لله) yang akan mendapatkan keutamaan yang disebutkan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

بارك الله فيكم

و صلى الله على محمد و على آله و صحبه أجمعين.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركات

Jodoh Hadits 44

Syarah Hadits ke-44
Oleh Ustadz Arif Fathul 'Ulum, LC

بسم اللّه. إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم: لاَ تُكْثِرِ الضَّحِكَ ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ.

Janganlah engkau banyak tertawa karena sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati.

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunannya dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani di dalam Shahih Al-Jāmi' AshShaghīr.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, hadits ini merupakan peringatan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dari banyak tertawa yang akan bisa mematikan hati, yang menjadikan hati ini kesat, tidak hidup sama sekali, tidak tergerak dengan nashihat, seperti hati yang mati, yang juga akan menjadikan hati ini lalai dari dzikrullāh, dari tujuan hidup di dunia.

Dan ketika seorang banyak tertawa ini menunjukkan kelalaian dia dari tugas yang utama di dalam menjalankan ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka hidupnya hati adalah ketika seorang banyak dzikrullāh, dia banyak mendengarkan Kitabullāh dan Sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, mengingatkan dia pada tujuannya di dunia dari beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Adapun ketika seorang lalai, banyak tertawa merasa senang dengan dunia, maka jelas ini akan melupakan dari tujuan utamanya di dunia, akan membuat lalai dia dari tujuan utamanya di dunia.

Yang ketika hati sudah dimatikan dengan banyak tertawa ini maka akan menjadi di dalam kegelapan seperti mayit yang tidak bisa mendatangkan manfaat bagi dirinya ataupun menepis dari bahaya yang akan datang padanya.

Karena hati yang mati dia tidak bisa memberikan manfaat, tidak bisa menghalangi dari perkara-perkara kejelekan atau mendatangkan kebaikan. Yang ini jelas akan meluputkan kebaikan yang banyak dari pemiliknya.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam hadits ini melarang kita untuk banyak tertawa yang akan melalaikan kita dari Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dan dzikrullāh, melalaikan kita dari akhirat, dari surga Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Dan berkata 'Umar 'Abdirrahīm rahimahullāh Ta'ālā bahwa orang yang terbiasa tertawa bergurau akan sibuk dengan hal tersebut dari perkara-perkara yang penting. Yang juga akan menghilangkan pikiran dari perkara-perkara yang wajib untuk dilaksanakan.

Demikian juga orang yang banyak tertawa akan hilang kewibawaannya, akan hilang dari kemuliaannya. Karena itulah maka banyak dari para ulama yang menyatakan bahwa di antara penyakit atau racun yang bisa merasuk ke dalam hati adalah banyak tertawa terhadapa kegembiraan dunia yang akan bisa menghilangkan dari hati itu rasa takut itu kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Menghilangkan dari hati mengingat kematian dan hari kiamat yang ini jelas sangat berbahaya sekali.

Padahal Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman dalam kitabNya:
وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ

Dan mereka bergembira dengan kehidupan dunia, dan tidaklah kehidupan dunia dibandingkan dengan kehidupan akhirat juga hanya sekedar perhiasan saja. (Ar-Ra'd 26)

Kemudian didalam banyak tertawa akan merusak hati. Dan jika hati sudah rusak maka rusaklah jasad semuanya. Karena dalam tubuh manusia ada segumpal daging (hati) itu, yang kalau baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Kalau jelek, akan jelek seluruh tubuhnya.

Ini menunjukkan pentingnya manusia menjaga hatinya dari perkara-perkara yang akan membuat sakit atau bahkan mematikannya, Rasulullāh menjelaskan di antara perkara yang bisa mematikan hati adalah banyak tertawa, yang akan bisa mematikan hati akan menjadi kesat dan tidak menerima petunjuk dan tidak akan ingat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka marilah kita semua berusaha untuk menghidupkan hati kita dengan banyak tadabbur Kitabullāh, membaca, memahami, mengamalkan sunnah-sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan menjauhi hal-hal yang bisa melalaikan kita, yang bisa mematikan kita dari banyak tertawa dan bahkan ketika seorang terbiasa dengan bergurau maka akan sulit baginya untuk menerima nasihat.

Dan bahkan juga akan ada ancaman yang keras dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bagi orang yang berdusta untuk membuat orang tertawa. Beliau 'alayhish shalātu was sallam bersabda:

وَيْلٌ لِمَنْ يَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ النَّاسَ، وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

Celakalah bagi orang yang dia berdusta untuk membuat manusia tertawa celakalah bagi dia, celakalah bagi dia, celakalah bagi dia.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka marilah kita menjauhi hal-hal bisa mematikan hati kita dari banyak tertawa dan bergurau yang meskipun manusia terbiasa tapi perkara yang tidak baik di dalam pandangan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam kita wajib menjauhinya. Meskipun dengan alasan refreshing dan lain sebagainya tapi tetap seorang tidak boleh berlebihan dalam tertawa yang akan bisa mematikan hatinya.

والله أعلم بالصواب

و صلى الله على محمد و على آله و صحبه أجمعين.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


Jodoh Hadits 43

Syarah Hadits ke-43
Oleh Ustadz Arif Fathul 'Ulum, LC

بسم اللّه. إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم: لا تدخل الملائكة بيتاً فيه كلب و لا صورة

Para malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar.

Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim didalam kedua Shahihnya.

Yang menunjukkan perkara yang penting sekali, yang wajib diketahui oleh setiap muslim, yaitu bahwasanya para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing dan ada gambar.

Dan maksud malaikat disini adalah malaikat rahmah, malaikat barakah, malaikat yang membawa rahmah dan malaikat yang membawa berkah, atau malaikat yang memiliki tugas yang mulia.

Adapun para malaikat yang mencabut nyawa ataupun yang menulis dari amalan-amalan setiap manusia, maka mereka tidak pernah berpisah dari seorang mukallaf.

Maka maksud lafazh hadits ini adalah umum meliputi seluruh malaikat kecuali para malaikat yang khusus dimasukkan dalam kekhususan. Jadi meskipun lafazhnya umum tapi ada yang dikhususan dari keumuman ini yaitu para malaikat yang mereka mencatat amalan setiap manusia kemudian mencabut nyawa, maka mereka tetap masuk karena catatan amal tidak akan pernah lepas satu pun dicatatan malaikat.

Kemudian juga tentang ajal malaikat maut. Ketika ajal seorang sudah waktunya, maka dia akan mencabutnya, dia tidak peduli apakah ada gambar ataupun tidak di rumahnya, tapi akan datang mencabut nyawa orang yang sudah sampai ajalnya ini.

Hadits ini menunjukkan tentang bahaya dari orang yang memasukkan ke dalam rumahnya anjing ataupun gambar-gambar bernyawa.

Dan anjing disini adalah anjing semuanya secara umum, sebagaimana di rajihkan Imam Nawawi.

Meskipun anjing ini dibolehkan untuk dipelihara, seperti anjing yang menjaga tanaman atau anjing untuk berburu, jadi meskipun ini dibolehkan tapi tetap dalam masalah bahayanya ketika masuk dalam rumah tetap dia akan menjadikan malaikat rahmat tidak akan masuk ke dalam rumah tersebut. Meskipun anjing tersebut dibolehkan untuk dipelihara secara syara'.

Ini adalah dirajihkan Imam Nawawi bahwa anjing adalah umum sifatnya, meskipun anjing ini dibolehkan sebagai anjing peliharaan untuk menjaga tanaman atau berburu yang dibolehkan secara syar’i tetap masuk didalam hadits ini, yaitu rumah yang ada anjing tersebut tidak akan dimasuki oleh malaikat rahmah.

Kemudian juga hadits ini  menunjukkan bahaya memasukkan gambar yang bernyawa ke dalam rumah yaitu gambar dimaksud bernyawa itu adalah manusia ataupun binatang.

Adapun yang tidak bernyawa seperti tumbuh-tumbuhan kemudian bebatuan maka tidak masuk didalam larangan hadits ini.

Tidak masuk didalam hadits ini yaitu yang malaikat tidak masuk ke dalam rumah tersebut.

Termasuk gambar yang bernyawa yang menjadikan malaikat tidak masuk sebagaimana yang dijelaskan para ulama adalah gambar yang dipajang, yang nampak jelas. Bukan gambar yang tersembuny (tidak tersembunyi), ini tidak masuk di dalam hadits ini.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, hadits ini menunjukkan tentang bahaya rumah yang ada di dalamnya perkara-perkara yang membuat malaikat rahmat tidak masuk. Tentunya ini sangat berbahaya sekali. Karena ketika malaikat rahmat tidak masuk maka syaithan akan masuk kemudian akan menggoda dan mengajak kepada kejelekan yang ini jelas akan merugikan kepada penghuni rumah tersebut.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka wajib atas setiap muslim untuk mengetahui tentang hadits ini dan menjauhkan rumahnya dari gambar yang bernyawa kemudian anjing agar tidak menjadikan malaikat lari darinya.
Dan berusaha untuk menjadikan rumah tersebut rumah yang berkah, dibacakan ayat Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, dibacakan hadits-hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam kemudian juga dilakukan keta'atan ibadah didalamnya. Dilaksanakan ibadah yang sunnah dari shalat, dari tilawatil qurān dan yang lainnya, yang ini semua akan menjadikan berkah di dalam rumah tersebut.

Maka rumah seorang muslim bukan sekedar sebagai tempat untuk tidur bermalam saja, tapi sekaligus sebagai tarbiyah bagi penghuni rumah tersebut. Yang dengan tarbiyah ini jelas harus dihilangkan perkara-perkara yang membahayakan dari pembinaan tarbiyah, pendidikan kepada penghuni rumah dan dimasukkan hal-hal yang bisa mendidik, yang bisa mengarahkan kepada kebaikan. Jadi kitabullah, kitab-kitab hadits, kemudian juga dari ceramah-ceramah yang bermanfaat yang terekam dalam audio maupun visual.

Adapun hal-hal yang justru memberikan kejelekan seperti anjing ataupun gambar bernyawa ataupun audio yang berisi seruling syaithan, nyanyian-nyanyian syaithan, ini semua jelas wajib dijauhkan dari rumah seorang muslim.

Maka rumah seorang muslim adalah bagaimana rumah tersebut bisa membawa berkah keridhaan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Bukan yang dipikirkan bagaimana rumah tersebut adalah mewah atau rumah yang secara fisik indah atau megah. Akan tetapi secara ruh dia kosong dari kebaikan, maka ini jelas tidak pantas bagi rumah seorang muslim.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, hadits ini memiliki sabab wurud (sebab datang) nya sebagai hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'Umar radhiyallāhu 'anhumā: bahwa suatu saat jibril lambat memberikan wahyu kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. Maka ternyata di dalam rumahnya ada anjing yang kemudian Jibril menyatakan bahwa malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang ada anjing dan gambar yang bernyawa di dalamnya.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, dan juga datang dari hadits yang shahih bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyatakan bahwa ketika ada anjing di dalam rumah, maka pahala orang yang berada didalam rumah tersebut akan berkurang satu qirath setiap harinya.

Ini jelas sangat merugikan sekali.

Kemudian juga memasukkan gambar bernyawa di dalam rumah, ini adalah perkara menjauhkan malaikat masuk ke dalamnya, sekaligus perbuatannya dosa besar, yang gambarnya termasuk dzunub (dosa besar) yang dilarang oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Bahkan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan dalam hadits yang shahih bahwa: Di antara orang yang paling jelek pada hari kiamat adalah orang yang menggambar yang bernyawa, yang kemudian Allāh menyuruhnya untuk menghidupkannya.

Dan pasti dia tidak akan mungkin menghidupkannya.

Dan menggambar yang bernyawa adalah termasuk dosa besar karena ada laknat dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam

لعن الله المصورين

Semoga Allāh melaknat orang-orang yang menggambar.

Kemudian juga Rasulullāh memerintahkan agar setiap gambar ini dihilangkan, yang bernyawa dihilangkan. Dan gambar disini yang dimaksud gambar dimensi, gambar dua dimensi, atau juga masuk di dalamnya patung, yaitu 3 dimensi yang semuanya dilarang oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Dan Rasulullāh pernah melihat di tirai 'Aisyah radhiyallāhu ’anhā ada gambar bernyawa maka beliau tidak mau masuk ke rumahnya kemudian aisyah menjadikannya menjadi dua, dijadikan dihinakan dibawah bantalnya, dipotong dari kepalanya. Ini yang kemudian Rasūlullāh baru masuk ke dalam rumahnya.

Ini menunjukkan bahwasanya gambar yang bernyawa ketika sudah dihilangkan bentuknya yang bernyawa yaitu dihilangkan kepalanya maka dibolehkan dipasang karena dihinakan, tidak dipajang.

Kaum mu’minin yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā , maka marilah kita bertakwa kepada Allāh, marilah kita bertaubat kepada Allāh dari seluruh kesalahan kita, menghilangkan segala hal yang menjauhkan malaikat rahmat masuk ke dalam rumah kita.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'ālā memberikan kebaikan pada kita semua dan mendatangkan rahmat dan berkah pada rumah kita dengan dibacakan Kitabullāh, sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, dilakukan ibadah di dalamnya, dijauhkan dari perkara kemaksiatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

بارك الله فيكم

و صلى الله على محمد و على آله و صحبه أجمعين.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Jodoh Hadits 42

Syarah Hadits ke-42
Oleh Ustadz Arif Fathul 'Ulum, LC

بسم اللّه. إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم: تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: "Senyummu di wajah saudaramu adalah shadaqah bagimu.”

Hadits ini hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrad, Imam Tirmidzi dalam Jami’nya dan Ibnu Hibban di dalam Shahihnya dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani di dalam Shahih Al-Jāmi' AshShaghīr.

Hadits yang agung ini menunjukkan kepada kita tentang pentingnya berwajah yang berseri, tersenyum di wajah saudara kita kaum mukminin, yaitu menampakkan perasaan yang senang, ketika menghadap wajahnya, yang ini merupakan sadaqoh dari kita kepada saudara kita. Sebagaimana hadits yang datang dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang shahih ini, maka ketika kita bertemu dengan saudara kita dengan wajah yang berseri dengan tersenyum maka akan diberi pahala sebagaimana pahala atas sadaqah, yang kita lakukan karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Berkata sebagian ulama bahwa tersenyum dan wajah berseri, wajah yang berseri-seri adalah atsar (tanda) dari kecerahan hati, yang Allāh berfirman dalam kitabnya:

وجوه يومئذ مسفرة. ضاحكة مستبشرة

Wajah-wajah pada hari itu bercahaya, yang mereka tertawa, bergembira, berseri.

Berkata Ibnu 'Uyainah rahimahullāhu Ta'ālā: “Wajah yang berseri, keceriaan akan mendatangkan kepada perasaan yang disayang, kebajikan.”

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā,  hadits yang agung ini menunjukkan pada kita diantara jalan-jalan kebaikan, jalan untuk bershadaqah yaitu bahwa islam memberikan kelapangan dan pintu yang banyak bagi setiap mu'min untuk bersadaqoh.

Ketika dia tidak mampu melakukan shadaqah dengan hartanya maka dia bisa dan mampu bershadaqah dengan sikap yang baik, dengan senyumnya dihadapan saudaranya, yang ini tidak membutuhkan biaya yang besar, tidak membutuhkan tenaga yang banyak, yang ini merupakan perkara yang mudah, jika dia mengingatkan ini semata-mata pada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, maka akan mendapatkan pahala dari Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, arti تبسم (tersenyum) sebagaimana dijelaskan oleh para ulama yaitu menampakkan gigi, atau tersenyum dengan tanpa suara.

Yang ini bukan merupakan perkara yang sulit bagi kita semua untuk melakukannya. Yang ketika seorang meniatkan ini semata karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā maka akan dinilai sebagai shadaqah kita kepadanya, yang shadaqah akan bisa menghapus dari kesalahan. Sebagaimana air akan bisa memadamkan api, sebagaimana hadits yang shahih dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka marilah kita semua berupaya untuk melaksanakan petunjuk Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Dan sesungguhnya ketika kita berniat kebaikan maka ajaran kebaikan banyak sekali. Dengan kita sekedar menampakkan wajah yang berseri dan senyum kepada saudara kita dihitung shadaqah oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Apalagi kita mampu melakukan lebih dari itu jelas lebih besar pahalanya di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Bahwasanya meremehkan dari kebaikan walaupun sekedar menampakkan wajah yang berseri yang menyenangkan hati saudara kita, itu dinilai shadaqah oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Semoga Allāh selalu memberikan taufik kepada kita untuk bisa melakukan kebaikan, untuk melakukan sikap yang baik dan wajah yang berseri dihadapan saudara kita sehingga dinilai shadaqah oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

و صلى الله على محمد و على آله و صحبه أجمعين.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


Jodoh Hadits 41

Syarah Hadits ke-41
Oleh Ustadz Arif Fathul 'Ulum, LC

بسم اللّه. إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم: المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: Seorang mu’min dengan mu’min yang lain seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan sebagiannya atas sebagian yang lainnya.

Hadits ini dinyatakan shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim di dalam kedua shahihnya.

Hadits ini menunjukkan tentang sebuah pemisalan yang agung dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, membuat pemisalan yang menunjukkan dan menjelaskan bagaimana seharusnya sikap dan perilaku antara kaum mu’minin (antara seorang mu’min dengan mu’min lainnya). Y

Yang Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyatakan bahwa seorang mu’min dengan saudara seimannya seorang mu’min yang lain seperti sebuah bangunan, yang bangunan ini tidak akan mungkin bisa kuat kecuali ketika bagian-bagian penyusun dari bangunan ini saling menguatkan satu dengan yang lainnya.

Yang ini menunjukkan bahwa ketika seorang mu’min dengan mu’min yang lain, saling membantu diantara mereka, saling menguatkan, maka akan kuatlah dari bangunan iman.

Yang Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ibaratkan bagaimana eratnya dan bagaimana hubungan yang sangat kuat antara kaum mu’minin sebagai sebuah bangunan yang ketika mereka saling menguatkan maka akan kuatlah dari bangunan mereka dan ketika hubungan mereka lemah maka lemah juga bangunan mereka.

Bahwa hadits ini menunjukkan bahwasanya dengan saling ta'awun (membantu) di antara kaum mu’minin akan menguatkan dari bangunan iman, dari bangunan agama.

Ketika setiap mu’min mereka membantu pada mu’min yang lainnya. Maka setiap mu’min tidak akan mungkin bisa kuat kecuali bantuan mu’min yang lain di dalam perkara agama dan perkara dunia. Yang ini menunjukkan tentang pentingnya kerja sama yang baik antara setiap mu’min dengan mu’min yang lainnya.

Yang Allāh Subhānahu wa Ta'ālā menyatakan tentang bahwa kaum mu’minin dengan kaum mu’minin yang lain adalah seperti sebuah shof (بُنْیانٌ مَرْصُوصٌ). Sebuah bangunan yang tertata, yang saling menguatkan bagian satu dengan yang lain, yang ini menunjukkan tentang pentingnya  kerja sama (ta'awun) yang baik antara kaum mu’minin.

Dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam juga menyatakan:

الله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه‏،

Dan Allāh akan selalu menolong seorang hamba selama hambaNya ini menolong saudaranya.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, Allāh menyatakan sebagaimana yang dinukil oleh Ibnu Hajar dan dari Ibnu Bathahal dan yang lainnya bahwa mu'awanah (saling membantu) diantara kaum mu’minin ini dalam perkara akhirat dan demikian juga dalam perkara dunia. Yang ini semua perkara yang disunahkan, yang dianjurkan agar kaum mu’minin saling membantu diantara sesama mereka.

Dan berkata Imam Nawawi rahimahullāh Ta'ālā di dalam syarah hadits ini bahwa hadist ini adalah jelas di dalam wajibnya mengagungkan hak kaum muslimin sebagian mereka dengan sebagian yang lain.

Dan hasungan agar kaum mu’minin senantiasa saling merahmati diantara mereka, saling membantu, saling menolong diantara mereka di dalam perkara-perkara yang dibolehkan secara syara' atau perkara-perkara yang dianjurkan bukan dalam perkara-perkara yang dosa atau perkara yang dibenci syariat Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Kaum mu’minin yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, hadits yang agung ini menunjukkan agar kaum mu’minin senantiasa saling merahmati, saling mencintai di antara mereka, masing-masing mencintai saudaranya yang lain sebagaimana dia mencintai pada dirinya sendiri.

Dan berupaya untuk membawa kebaikan pada saudaranya sebagaimana mengupayakan kepada dirinya sendiri.

Maka bangunan tidak akan mungkin kuat ketika bagian-bagiannya tidak semua bersatu dengan yang lain. Demikian juga tidak mungkin kuat dari kaum mu’minin secara keseluruhan sampai mereka menjadi bangunan yang satu, yang lain saling menguatkan satu dengan yang lain, saling menolong, saling membantu di dalam segala hal yang dibutuhkan oleb saudaranya, baik dalam masalah agama maupun masalah dunia dan inilah maka akan didapatkan kebahagian.

Kemudian juga Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menggambarkan dengan gambaran yang lain bahwa antara mu’min yang satu dengan mu’min yang lain seperti tubuh yang satu, yang ketika salah satu merasakan sakit, maka seluruhnya juga merasakan sakitnya.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'ālā selalu memberikan taufiq pada kita untuk bisa saling membantu di antara kaum mu’minin, di antara kita semua kaum mu’minin dan juga saling menolong sehingga akan mendapatkan kebaikan. Kita mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat kita dan juga akan mendapatkan keridhoan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

الحمد للّه رب العلمين.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته