Minggu, 25 Januari 2015

♥ CINTAKU TETAP BERSEMI ♥

Kategori: Kilauan cinta

Tatakala engkau dan istrimu  telah diikat dengan ikatan yang sangat kuat (cinta & pernikahan) ...

Istrimu  meninggalkan keluarganya dan  mengikutimu ...

♥ Suami Idaman adalah suami yang :

  • Menjaga istrinya dengan sebaik-baiknya dan tidak menyia-nyiakannya .
  • Menerapkan akhlaq mulia dalam meluruskan dan mendidik kebengkokan istrinya.
  • Menyikapi istrinya dengan sikap yang penuh kelembutan dan etika yang baik.


Dengan sebab itu,  rumah tangga, keluarga, masyarakat dan ummat gembira dan bahagia.

♥ Ketika Cinta Bersemi

  • Engkau & istrimu tadinya tidak saling menegenal, 
  • Dua keluarga dan lingkungan yang berbeda dipadukan dalam sebuah ikatan suci yang kuat untuk membina mahligai rumah tangga.
  • Engkau dan istrimu menjadi pasangan suami istri pada proses yang singkat ...


✏ Engkau bertemu pertama kali dengan istrimu tatkala melamarnya sesuai dengan bimbingan syar'i.

✏ Waktu itu engkau & calon istrimu bergantian untuk saling mencuri pandang, masing-masing dari kalian memandang secara singkat, dalam hati kalian ada gejolak antara senang , cocok atau tidak, diterima atau tidak menerima, dll.

♥ Lalu tumbuh cinta bersemi di dalam hati kalian karena pandangan pertama yang masuk ke dalam hati ...

Hal ini menunjukkan kebenaran sabda nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :

"..فانظر إليها، فإنه أحرى أن يؤدم بينكما"

"Maka lihatlah kepadanya, sesungguhnya hal demikian lebih pantas untuk membuat langgeng antara keduanya"

Artinya lebih layak untuk mendapatkan kecintaan dan kecocokan antara keduanya..

♥ Ingatlah kembali semasa engkau bertemu dengan istrimu pertama kali, bukankah cinta yang membuat engkau menikah?

♥ Tidak lama setelah akad pernikahan, pasangan suami istri akan merasakan hubungan ruh dengan badan ... membangun masyarakat baru dengan meninggalkan keluarganya.

'Ibrahnya :
Pantaskah seorang suami bersikap kasar kepada istrinya?

Semoga bermanfa'at.

 ------------------

Sumber:
Akhlaq Al-Azwaj, Dr. Zaid bin Muhammad Ar-Rumani.

----------------

By:  Nuruddin Abu Faynan
Makkah 22/3/1436 H.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar