■ Ilmu bukanlah diukur dengan banyaknya seseorang berbicara masalah agama, semisal memberikan nasihat, mengumpulkan catatan,berbagi catatan, membahas suatu permasalahan atau berbantah-bantahan sekedar untuk "menampakkan" diri sebagai orang yang berilmu.
■ Tapi ilmu adalah sejauh mana rasa takut seseorang kepada Allah.
■ Yang dengan rasa takutnya itu ia akan senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
■ Yang dengan rasa takutnya itu ia akan senantiasa menahan dirinya dari akhlak yang buruk dan dari
kezhaliman semisal
- berkata kasar,
- mencaci-maki,
- mencela,
- atau merendahkan saudaranya sesama muslim.
■ Yang dengan rasa takutnya itu ia akan senantiasa menjaga relung-relung hatinya dari sifat
- ujub,
- sombong,
- hasad,
- dan berbagai penyakit hati lain yang dapat membinasakannya.
●Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata:
ﻟﻴﺲ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﻜﺜﺮﺓ ﺍﻟﺮﻭﺍﻳﺔ ﻭﻟﻜﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺍﻟﺨﺸﻴﺔ
"Ilmu itu bukanlah banyaknya (hafalan) riwayat, melainkan rasa takut (kepada Allah)."
(Al Fawa'id, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)
ORANG YANG TAKUT KEPADA ALLAH, itulah ORANG YANG BERILMU, yang dengan ilmunya menyampaikan mereka kepada RASA TAKUT KEPADA ALLAH. Allah Ta'ala berfirman:
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺨْﺸَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩِﻩِ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀُ
"Sesungguhnya yang TAKUT KEPADA ALLAH di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang yang berilmu)."(QS. Fathir: 28).
●Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan:
"Maknanya adalah, tidak ada yang merasa takut kepada-Nya kecuali SEORANG YANG BERILMU.
Ini artinya, Allah memberitakan bahwa SETIAP ORANG YANG TAKUT KEPADA ALLAH maka ITULAH ORANG YANG BERILMU."
(Al-Iman, takhrij Syaikh Al-Albani rahimahullah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar