Selasa, 20 Januari 2015

Jodoh Hadits 10

Syarah Hadits ke-10
Oleh Ustadz Arif Fathul Ulum, LC

بسم اللّه. الْحَمْدَ لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم : اَلْمَسْجِدُ بَيْتُ كُلِّ مُؤْمِنٍ

Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda: Masjid adalah rumah bagi setiap mu'min.

Ini adalah hadits yang shahih yang tsabit dari Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم yaitu bahwasanya masjid adalah rumah setiap mu'min. Yaitu bahwa keadaan seorang mu'min adalah selalu lekat hatinya dengan masjid, berupaya bersegera ke masjid, dekat dengan masjid dan menjaga masjid tersebut sebagaimana dia berbuat terhadap rumahnya.

Dan datang hadits yang masyhur yaitu hadits

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ

Hadits tentang 7 kelompok manusia yang Allah menaungi mereka pada hari kiamat yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah سبحانه وتعالى. Diantara 7 orang tersebut adalah
رَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ

Seorang laki-laki yang hatinya selalu tergantung (lekat) dengan masjid yang dia menjadikan masjid sebagaimana rumahnya yang dia berlindung kepadanya, dia dekat kepadanya, dia menggantungkan harapan kebaikan padanya. Yang ini menunjukkan bahwa dia orang yang banyak beribadah kepada Allah سبحانه وتعالى karena sesungguhnya masih dipatuhi beribadah kepada Allah, dibangun untuk keta'atan kepada Allah سبحانه وتعالى, untuk beribadah di dalamnya, untuk shalat, tilawatul qur'an dan ibadah yang lain dan i'tikaf dan yang lainnya.

Yang juga dalam riwayat yang lain bahwa Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda:

الْمَسْجِدُ بَيْتُ كُلِّ تَقِيٍّ

Masjid adalah rumah setiap orang yang bertaqwa.

Ini menunjukkan bahwa masjid tempat berlindung orang-orang bertaqwa. Maka sifat orang yang bertaqwa ketika mereka dekat dengan masjid Allah سبحانه وتعالى karena masjid itulah dia akan melaksanakan ibadah kepada Allah سبحانه وتعالى dan juga dari hadits ini para ulama mengambil dalil tentang bolehnya seorang mu'min berdiam di masjid dan melaksanakan perkara-perkara yang dibolehkan, mengambil manfaat dari masjid tersebut dari makan, minum, duduk, tidur dan sebagainya, yang dibolehkan seseorang berada di dalam masjid.

Dan bahwasanya pada zaman Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم sebagian shahabat yang fuqara, yang fakir, yaitu ahlush shuffah, Rasulullah menempatkan mereka dalam masjid, di masjid Nabawi yakni menunjukkan juga tentang bolehnya seorang berdiam di masjid karena masjid adalah rumah setiap mu'min.

Kemudian juga yang perlu diketahui bahwa masjid memiliki kehormatan dan keutamaan meskipun dia juga adalah milik setiap mu'min dan rumah setiap mu'min tetapi ada kehormatan masjid yang wajib untuk dipenuhi yaitu tidak boleh seseorang melaksanakan hal-hal yang dilarang dimasjid seperti mengumumkan barang yang hilang, ataupun dia menjadikan masjid sebagai tempat untuk membicarakan masalah-masalah duniawi, yang ini dilarang oleh Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم. Bahkan Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم ketika melihat orang yang berdagang di masjid maka Beliau menyatakan dan mendo'akan kejelekan padanya semoga Allah tidak memberikan keuntungan padanya.

Ini menunjukkan bahwa masjid dibangun untuk ibadah kepada Allah سبحانه وتعالى dan setiap mu'min adalah memiliki hak untuk berdiam diri di masjid dan dia juga wajib untuk menghormati masjid dan memuliakannya, memakmurkannya dengan ibadah kepada Allah سبحانه وتعالى.

Inilah yang bisa kita ambil dari faidah hadits ini, semoga Allah سبحانه وتعالى menjadikan kita orang yang lekat hatinya dengan masjid dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang memakmurkan masjid Allah سبحانه وتعالى dengan keta'atan kepadaNya dan ibadah kepadaNya dan menjauhkan masjid dari perkara-perkara yang dilarang Allah سبحانه وتعالى, membersihkan masjid dari perkara-perkara yang selayaknya masjid dibersihkan darinya dari perkataan-perkataan dusta, dari kebid'ahan, dari perkataan kesyirikan dan hal-hal yang dilarang Allah سبحانه وتعالى.

و آخر دعونا، الحمد لله رب العالمين.

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته.

https://www.dropbox.com/s/a2ig1g5gfn3mrq8/Hadits%20ke%2010.aac?dl=0

Jodoh Hadits 9

Syarah Hadits ke-9
Oleh Ustadz Arif Fathul Ulum, LC

بسم اللّه. الْحَمْدَ لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم : الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ

Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda: Seorang mu'min adalah cermin bagi mu'min yang lain.

Ini adalah hadits yang shahih dari Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم yang merupakan permisalan yang indah dari Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم antara hubungan mu'min yang satu dengan mu'min yang lain. Yaitu Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menggambarkan bahwa seorang mu'min laksana cermin bagi mu'min yang lainnya.

Dan cermin adalah alat untuk melihat diri seseorang, melihat dirinya sendiri, apa yang kurang pada dirinya sehingga dia bisa meluruskannya, bisa membenahinya dan membetulkannya.

Dan ini menunjukkan bahwa seorang mu'min laksana cermin bagi saudaranya. Yaitu dia menjadi cermin baginya, menunjukkan apa yang kurang darinya, kemudian membetulkannya dan mengarahkannya kepada kebaikan.

Dan juga membenahi apa yang kurang dari dirinya sebagaimana cermin yang dengan cermin itulah, cermin ini maka seseorang bisa melihat dari aib dirinya.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, hadits yang agung ini juga menunjukkan sikap yang sepantasnya dari seorang mu'min kepada mu'min yang lain yaitu bahwasanya dia berupaya untuk menashihati saudaranya.

Dan nashihat secara bahasa artinya adalah

إِرَادَةُ الْخَيْرِ لِلْمَنْصُوحِ لَهُ

Yaitu i'tikad kebaikan bagi orang yang dinashihati.

Yaitu ketika dia melihat saudaranya maka dia beri'tikad baik kepada dirinya, kepada saudara tersebut sebagaimana kepada dirinya, karena juga dalam hadits yang lain Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda:

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [متفق عليه]

Tidaklah beriman seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai bagi dirinya.

Tidak akan beriman seorang dari kalian sampai dia mencintai bagi saudaranya apa yang dia cintai bagi dirinya.

Maka seorang mu'min adalah cermin yang menjelaskan, yang menunjukkan apa yang tergambar padanya meskipun itu sangat kecil sekali, sangat remeh sekali.

Dengan cermin dia melihat hal tersebut, sekecil apapun dia bisa melihat dengan cermin ini yang dengan cermin inilah dia akan membenahi dirinya maka seorang mu'min adalah cermin untuk yang lain yang akan meluruskan dari perkataan saudaranya, dari perbuatannya dan keadaan-keadaannya dan juga mengarahkan dia kepada keta'atan kepada Allah سبحانه وتعالى.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, maka seorang mu'min wajib menashihati saudaranya, dia melihat saudaranya sebagaimana dia cermin bagi saudaranya tersebut yang akan membenahi kekurangan atau aib atau perkataan tidak baik yang kemudian di sampaikan agar dihilangkan, terkadang kurang agar dibenahi dan hal-hal yang sepantasnya dilakukan dan dia menjadi pengontrol bagi saudaranya dalam keta'atannya kepada Allah سبحانه وتعالى dan mengajaknya kepada keta'atan kepada Allah سبحانه وتعالى sebagaimana dia juga berupaya membenahi dirinya dalam keta'atan kepada Allah سبحانه وتعالى.

Maka sebagaimana seorang mu'min ketika melihat di cermin, melihat dirinya dalam cermin, melihat didepan cermin dirinya berupaya untuk membenahinya.
Demikian juga dia berupaya membenahi saudaranya kalau ada kurang yang ada pada dirinya, dan ini adalah perkara yang sangat penting sekali agar jadi hubungan yang baik antara mu'min yang satu dengan yang lain.

Dan juga agar jadi kebaikan dalam masyarakat muslim ketika masing-masing berupaya membenahi saudaranya maka menjadi mashlahat Islam yang semuanya menjadi keta'atan kepada Allah سبحانه وتعالى.

Inilah yang bisa kita ambil dari faidah hadits ini, semoga Allah سبحانه وتعالى memberikan taufiq kepada kita untuk bisa mencintai saudara kita sebagaimana kita mencintai diri kita dan meluruskan dan membenahi saudara kita sebagaimana kita membenahi diri kita.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

https://www.dropbox.com/s/bpcmk79h147upmi/Hadits%20ke%209.aac?dl=0

Jodoh Hadits 8

Syarah Hadits ke-8
Oleh Ustadz Arif Fathul Ulum, LC

بسم اللّه. الْحَمْدَ لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم : مَنْ لا يَرْحَمُ النَّاسَ لا يَرْحَمُهُ اللَّهُ

Rasulullah صلّى الله عليه و سلّم telah bersabda Barangsiapa yang tidak menyayangi manusia niscaya Allah tidak akan menyayanginya.

Ini adalah hadits yang shahih dari Rasulullah صلّى الله عليه و سلّم.
Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, hadits ini hadits yang agung yang menunjukkan salah satu perkara yang penting sekali yaitu agar kita dirahmati Allah سبحانه وتعالى yaitu hendaknya kita menyayangi manusia, merahmati kepada manusia, karena sesungguhnya rahmat Allah سبحانه وتعالى didapatkan dengan seseorang merahmati sesamanya.

Yang Allah سبحانه وتعالى adalah Zat Yang Maha Rahmah, diantara namaNya adalah ArRahmaan ArRahiim.

ArRahmaan mengandung sifat rahmah yang luas kepada seluruh makhluqNya.

ArRahiim memiliki sifat rahman yang khusus bagi hamba yang beriman pada hari kiamat, yang dengan rahmat Allah سبحانه وتعالى maka manusia bisa mendapatkan kenikmatan di dunia dan bahkan seluruh makhluq mendapatkan rahmat Allah سبحانه وتعالى sampai seorang manusia menyayangi anak-anaknya.

Kemudian seekor binatang buas dia mengasihi anak-anaknya. Ini adalah atsar dari rahmat Allah سبحانه وتعالى kepada para hambaNya.

Ini bisa dibayangkan, bagimana ketika Allah mencabut rahmatNya dari makhluqNya, maka sungguh dia akan mendapatkan kebinasaan.

Dan Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menjelaskan dalam hadits ini cara untuk mendapatkan rahmat Allah سبحانه وتعالى adalah dengan merahmati manusia. Dan siapa yang tidak merahmati manusia maka Allah tidak akan memberikan rahmat padanya, tidak akan merahmatinya. Nasalullaaha wal 'aafiyah.

Yang maksud manusia dalam hadits ini adalah orang-orang yang mereka diperintahkan kita untuk merahmati mereka. Setiap mu'min diperintah untuk merahmati mereka yaitu orang-orang yang beriman, kemudian orang ahli dzimmah (kafir dzimmi) yang mereka hidup dibawah kekuasaan kaum muslimin, menta'ati peraturan dan undang-undang kaum muslimin, maka mereka orang-orang yang wajib dirahmati. Tidak boleh diusik dari darah mereka, tidak boleh diusik harta mereka dan kehormatan mereka.

Adapun orang kafir yang memerangi kaum muslimin maka mereka tidak dirahmati bahkan mereka dibunuh dan diperangi. Karena Allah سبحانه وتعالى memerintahkan kaum muslimin untuk memerangi mereka.

Dan diantara sifat Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم kepada para shahabatnya adalah

أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

Mereka sangat keras kepada orang-orang kafir dan kasih sayang diantara mereka. Saling merahmati diantara mereka.

Yang juga Allah سبحانه وتعالى telah memerintahkan Nabi dan para shahabatnya untuk memerangi orang-orang kafir dan orang-orang munafiq dan bersikap keras pada mereka.

Allah berfirman dalam kitabNya:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Wahai Nabi jihadlah melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafiq dan bersikaplah keras kepada mereka dan tempat merekalah neraka Jahannam dan Jahannam sejelek-jelek tempat kembali. (AtTahrim 9)

Kemudian Allah juga berfirman dalam yang lain:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُم مِّنَ الْكُفَّارِ...

Wahai orang-orang yang beriman perangilah yang terdekat dari kalian dari orang-orang kafir...(AtTaubah 123)

Ini juga menunjukkan perintah untuk memerangi mereka, terhadap orang-orang yang beriman.

Maka rahmat yang dimaksud dalam hadits ini adalah rahmat yang berlaku bagi siapa saja yang kita diperintahkan merahmatinya dari kaum mu'minin, dari orang kafir yang mereka hidup dan ta'at pada kaum mu'minin, bukan orang kafir yang memerangi orang-orang yang beriman.

Kemudian juga datang di dalam hadits yang shahih, dari Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bahwa kita diperintahkan untuk merahmati, mengasihi kepada setiap yang bernyawa dari binatang ternak, yang ini termasuk rahmat Allah kepada manusia.
===
اتَّقُوا اللَّهَ فِى هَذِهِ الْبَهَائِمِ الْمُعْجَمَةِ فَارْكَبُوهَا صَالِحَةً وَكُلُوهَا صَالِحَةً

“Bertakwalah kalian kepada Allah pada binatang-binatang ternak yang tak bisa berbicara ini. Tunggangilah ia dengan baik-baik, makanlah pula dengan cara yang baik.” (HR. Abu Daud no. 2548. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Imam Nawawi mengatakan dalam Riyadhus Sholihin bahwa hadits ini shahih).
===

Karena ketika hati seseorang menjadi lembut dan lunak akan merahmati setiap yang bernyawa dan rahmat segala sesuatu yang bernyawa adalah rahmat Allah سبحانه وتعالى.

Dan juga Rasulullah menyatakan dalam hadits yang shahih

وَفِي كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ صَدَقَةٍ    

Di dalam setiap yang bernyawa ketika kita berbuat baik adalah shadaqah.

Dan ini juga menunjukkan bahwa rahmat ini diperintahkan juga kepada binatang sebagaimana juga kepada manusia.

Yang Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم dalam hadits di atas menyatakan siapa yang tidak merahmati manusia maka Allah tidak merahmatinya.

Ini merupakan hal yang sangat wajib untuk dihindari yaitu ketika Rasulullah menyatakan orang yang tidak dirahmati oleh Allah gara-gara dia tidak merahmati manusia.

Dan datang hadits yang semakna dengan hadits ini ketika Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم, beliau bersabda:

ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

Rahmatilah (sayangilah) siapa yang dipermukaan bumi maka Allah yanh dilangit akan merahmati (menyayangi) kalian.

Yang ini menunjukkan:

اَلْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ

Bahwa balasan sesuai dengan perbuatan.

Ketika seseorang merahmati manusia, Allah akan merahmatinya. Ketika seseorang tidak merahmati manusia, bersikap kasar dan bengis dan kejam terhadap mereka maka Allah mencabut rahmat darinya dan Allah tidak merahmatinya.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, inilah yang bisa kita ambil dari faidah hadits ini.

Semoga Allah سبحانه وتعالى menjadikan kita termasuk orang-orang yang bisa merahmati sesama dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang ahlu rahmah, menjadi orang-orang yang mendapat rahmat Allah سبحانه وتعالى.

و آخر دعونا، الحمد لله رب العالمين.

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته.

https://www.dropbox.com/s/kre7mx6iov9p70g/Hadits%20ke%208.aac?dl=0

Jodoh Hadits 7

Syarah Hadits ke-7
Oleh Ustadz Arif Fathul Ulum, LC

بسم اللّه الرحمن الرحيم

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم :‏ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا‏

Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda: Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang yang dituakan diantara kami.

Ini adalah hadits yang shahih, hadits yang agung yang menunjukkan salah satu adab yang agung dari adab-adab Islam, yaitu bahwasanya Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم memberikan pengarahan bagaimana seharusnya bersikap antara seorang muslim baiknya yang sepadan usianya maupun yang berbeda usianya.

Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda لَيْسَ مِنَّا, bukanlah termasuk dari kami, yang disini para ulama رحمهم الله mereka menjelaskan bahwa maksudnya adalah bukanlah termasuk dari golongan kami, bukanlah termasuk dari ahli thoriqotina, yaitu pengikut kami, bukanlah yang termasuk orang mengikuti jalan kami. Bukan berarti bahwa dia bukan termasuk kaum muslimin tapi maksudnya adalah bahwa dia tidak mengikuti jalan yang ditempuh Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم.

Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda لَيْسَ مِنَّا, bukanlah termasuk dari kami, مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا, orang yang tidak menyayangi yang kecil dari kami, وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا‏, dan menghormati orang yang tua dari kami, yang dituakan dari kami.

Yang hadits ini menunjukkan tentang adab yang selayaknya dilakukan oleh setiap muslim, yang dia hendaknya menyayangi yang muda dan menghormati yang tua.

Dan dengan cara menghormati yang tua dan menghormati yang muda inilah akan terjalin hubungan yang baik dan sekaligus menempatkan segala sesuatu dengan adil pada tempatnya. Yang muda, karena dia butuh bimbingan dan butuh arahan dan kadang mungkin berbuat kesalahan karena belum mengetahui sebagaimana yang telah diketahui oleh orang yang sudah tua, maka selayaknya dia dirahmati dan disayangi dan diarahkan kepada jalan yang benar.

Adapun orang yang lebih tua yang dia lebih memiliki kemuliaan dari segi usia, yang Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم memberikan keutamaan dan penghormatan kepada usia karena di antara yang dimuliakan oleh seseorang adalah usianya, apalagi ketika dia seorang yang tua yang dia menghabiskan usia kepada keta'atan kepada Allah سبحانه وتعالى. Mana ini jelas, dia lebih pantas untuk dimuliakan dan kalaupun dia tidak memiliki keutamaan kecuali usia yang lebih tua, maka ini juga jelas dia mendapatkan keutamaan dari Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم.

Yang dengan cara inilah maka akan terjalin hubungan yang baik diantara kaum muslimin yaitu ketika semua dari mereka menyayangi yang muda dan menghormati yang lebih tua dari mereka.

Dan juga Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menjelaskan bahwa 2 sifat ini adalah sifat pengikut Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم yang sebenarnya. Maka juga mafhumnya, bahwasanya barangsiapa yang tidak menghormati yang tua kemudian tidak menyayangi yang muda, tidak termasuk dari pengikut Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم yang sebenarnya, yang dia hendaknya meluruskan dari jalannya, meluruskan dari perbuatannya dan sikapnya agar bisa benar-benar termasuk dari pengikut Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم.

Kaum mu'minin ikhwaanuna al'izza, saudara kami yang mulia, inilah yang berhubungan dengan hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi di dalam Jaami'nya dan dishahihkan oleh AsySyaikh Muhammad Nashiruddin AlAlbani di dalam Shahih AlJami' AshShaghiir.

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا‏

Bukan termasuk dari golongan kami, orang yang tidak merahmati yang muda dari kami, dan tidak menghormati yang tua dari kami.

https://www.dropbox.com/s/7xatpo6pell7n4m/Hadits%20ke%207.aac?dl=0

Jodoh Hadits 6

Syarah Hadits ke-6
Oleh Ustadz Arif Fathul Ulum, LC

بسم اللّه. الْحَمْدَ لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ

Agama adalah nashihat.

Hadits ini hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muslim dalam shahihnya. Yang Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menyatakan tentang  اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ (Agama adalah nashihat). Yang ini menunjukkan bahwa agama merupakan pokok yang agung, bahwa nashihat adalah pokok yang agung dari agama ini sebagaimana dalam hadits yang lain ketika Rasulullah bersabda :

اَلْحَجُّ عَرَفَةٌ

Bahwasanya wukuf di arofah adalah perkara yang sangat penting di saat haji. Bahkan rukun haji, bahkan syarat sah haji.

Kemudian juga hadits ini menunjukkan tentang pentingnya annashihat yang merupakan pokok dari agama. Yang Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menyatakan اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ, yaitu bahwasanya agama adalah nashihat. Yang juga menunjukkan bahwa agama dibatasi dengan nashihat sebagaimana hadits ini, merupakan hashr bahwa اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ.

Kemudian tentang makna nashihah, disebutkan oleh para ulama bahwa:

النَّصِيحَةُ كَلِمَةٌ جَامِعَةٌ مَعْنَاهَا حِيَازَة الْحَظِّ لِلْمَنْصُوحِ لَهُ.

Nashihah adalah kalimat yang menyeluruh maknanya, yaitu memberikan bagian kebaikan kepada orang yang dinashihati.

Yang disebut nashihat adalah إِرَادَةُ الْخَيْرِ لِلْمَنْصُوحِ لَهُ yaitu niat atau itikad baik kepada orang yang dinashihati.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ (agama adalah nashihat). Ketika ditanyakan kepada Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم:

 لِمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : " لِلَّهِ ، وَلِكِتَابِهِ ، وَلِرَسُولِهِ ، وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ " .

Bagi siapakah nashihat itu wahai Rasulullah? Maka Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda: Nashihat adalah untuk Allah, untuk kitabNya, untuk RasulNya, untuk para pemimpin kaum muslimin dan umumnya atau rakyat yang ada dari kaum muslimin.

Maka nashihat yang diwajibkan yang merupakan pokok agama yang diwajibkan atas setiap mukmin adalah meliputi nashihat kepada Allah, kepada kitabNya, kepada RasulNya, kepada pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin secara umum.

Nashihat kepada Allah adalah dengan mengimani Allah سبحانه وتعالى, mengimani kepada Allah di dalam rubbubiyyahNya, di dalam uluhiyyahNya, di dalam nama-nama dan shifatNya. Kemudian juga melaksanakan perintah-perintah Allah سبحانه وتعالى, menjauhi segala larangan Allah سبحانه وتعالى. Mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah-ibadah, mendekatkan diri padaNya.

Nashihat kepada kitabullah adalah dengan mengimani bahwa dia adalah kitabullah yang benar, yang merupakan petunjuk kepada seluruh manusia.

Nashihat kepada Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم adalah mengimani kenabiannya, bahwa dia adalah Rasulullah, utusan Allah pada seluruh manusia, melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, membenarkan beritanya dan juga membela agamanya.

Kemudian nashihat kepada pemimpin kaum muslimin adalah dengan menashihati mereka dalam kebaikan, kemudian juga bersabar atas mereka, menta'ati mereka di dalam keta'atan kepada Allah سبحانه وتعالى. Dan juga tidak memberontak kepada mereka dengan lisan ataupun dengan perbuatan.

Kemudian nashihat kepada seluruh kaum muslimin secara umum adalah memberikan nashihat kepada mereka dengan mengajak mereka kepada kebaikan, melarang mereka dari kejelekan, mengajari kebaikan kepada mereka, kemudian juga menjaga diri dari mengganggu mereka. Dan juga memberikan kebaikan kepada mereka, maka itulah nashihat yang kepada kaum muslimin secara umum.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, maka hadits ini hadits yang agung, yang menunjukkan pentingnya nashihat menashihat, yang merupakan pokok dari agama.

Maka disebutkan bahwa barangsiapa yang tidak melakukan nashihat ini maka ada kekurangan di dalam agamanya.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, yang hadits ini menunjukkan bahwasanya annashiihah disebut diin, disebut agama. Sebagaimana dalam hadits ini yang menunjukkan bahwa nashihat adalah wajib. Maka setiap mu'min, setiap muslim sesuai dengan kemampuannya.

Ini juga datang dari hadits yang shahih bahwa Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم:

وَإِذَا اسْتَنْصَحَك  فَانْصَحْه

Jika seseorang dari kalian meminta nashihat pada saudaranya, maka hendaknya saudaranya ini memberikan nashihat kepadanya.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, maka marilah kita semua berupaya untuk melaksanakan nashihat kepqda Allah سبحانه وتعالى, kepada kitabullah, kepada RasulNya, kepada pemimpin kaum muslimin dan kepada seluruh kaum muslimin.

Sesuai dengan pengamalan hadits ini yang diperintahkan oleh Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم.
Semoga Allah سبحانه وتعالى selalu memberikan taufiq kepada kita untuk bisa melaksanakan petunjuk Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم, bisa melaksanakan perintah Allah سبحانه وتعالى untuk bisa memberikan nashihat kepada siapa saja yang kita diperintahkan, yaitu kepada Allah سبحانه وتعالى, kepada kitabNya, kepada rasulNya, kepada pemimpin kaum muslimin dan seluruh kamu muslimin secara umum.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, maka semoga Allah سبحانه وتعالى memberikan petunjuk kepada kita, kepada seluruh kebaikan dan menjauhkan kita dari segala macam kejelekan, menjadikan kita orang-orang yang diberi petunjuk, menjadikan kita orang-orang yang mengikuti, mendengarkan dari ucapan-ucapan yang kita ikuti kebaikan tersebut.

Semoga Allah سبحانه وتعالى memberikan kebaikan kepada kita semua.

و آخر دعونا، الحمد لله رب العالمين.

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته.

https://www.dropbox.com/s/azauuc620v1cg9e/Hadits%20ke%206.aac?dl=0

Jodoh Hadits 5

Syarah Hadits ke-5
Oleh Ustadz Arif Fathul Ulum, LC

بسم اللّه. الْحَمْدَ لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد. 

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم اتَّقُوا اللَّهَ وَصِلُوا أَرْحَامَكُمْ 

Bertaqwalah kalian kepada Allah dan sambunglah kekerabatan-kekerabatan kalian. 

Ini adalah hadits yang agung yang datang dari Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم. 

Yang pertama adalah perintah bertaqwa kepada Allah. Kemudian juga Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم memerintahkan kepada kita semua agar menyambung hubungan kekerabatan kita semua. 

Dan silaturrahim atau menyambung hubungan kekerabatan adalah berbuat kebajikan kepada orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan kita. Yang disebutkan oleh para ulama bahwa arrahim adalah qaraabah. 

Rahim seseorang adalah kerabat-kerabatnya. Yang ini meliputi kerabat seorang, baik dari arah bapaknya atau dari arah ibunya. Yang dihubungkan dari kerabat tersebut dari arah keluarga bapak dan keluarga ibunya, itulah kerabat seseorang yang Allah سبحانه وتعالى memerintahkan kita semua untuk menyambung hubungan kekerabatan, bersilaturrahim (silaturrahim yaitu menyambung hubungan kekerabatan) yang diperintahkan oleh Allah سبحانه وتعالى. 

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم telah memerintahkan kepada kita agar kita bertaqwa kepada Allah dan menyambung hubungan kekerabatan. Dan juga di dalam hadits yang lain, bahwasanya Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم ditanya oleh seorang shahabat yang bernama Zaid AlAnshari yang beliau bertanya kepada Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم tentang suatu amalan yang memasukkan dia kedalam surga dan menjauhkan dari neraka. Maka Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menjawab: 

تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ 

Engkau beribadah kepada Allah dan tidak berbuat kesyirikan kepada Allah sedikitpun dan engkau menegakkan shalat dan engkau menunaikan zakat dan engkau menyambung hubungan kekerabatan. 

Yang hadits ini menunjukkan beberapa hal yang bisa menjauhkan dari neraka. Menjauhkan dari neraka dan memasukkan ke surga diantaranya adalah silaturrahim yang Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم menjadikan dalam hadits ini bahwa silaturrahim termasuk sebab-sebab yang memasukkan orang ke dalam surga dan menjauhkan dari neraka. 

Yang setiap manusia selalu berupaya untuk selamat dari neraka dan masuk surga. Karena barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga sungguh mendapat keberuntungan dari Allah سبحانه وتعالى. Yang Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم khabarkan sebab yang memasukkan seseorang ke dalam surga adalah yang pertama beribadah kepada Allah dan tidak berbuat kesyirikan, menegakkan shalat dan menunaikan zakat dan menyambung hubungan kekerabatan. 

Yang menyambung hubungan kekerabatan adalah sesuai dengan yang dikenal oleh manusia karena syari'at tidak menyatakan secara jelas tentang kriteria silaturrahim maka dikembalikan kepada kebiasaan dari kaum muslimin yang mereka menyambung kekerabatan selama itu dikatakan sebagai silaturrahim maka itulah yang masuk ke dalam perintah Allah سبحانه وتعالى. Dan kapan disebut-sebut seorang meninggalkan atau memutus hubungan kekerabatan maka itulah yang termasuk memutus kekerabatan. 

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, maka hendaknya kita semua menjaga diri kita dari api neraka dengan cara menyambung hubungan kekerabatan dan berupaya sekuat mungkin agar tidak memutus hubungan kekerabatan ini yang akan bisa memasukkan kita kedalam neraka. 

Dan sebagaimana telah kita sebutkan tadi bahwasanya cara silaturrahim ini adalah sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dan Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menyatakan ketika seseorang berbuat kebajikan kepada kerabatnya maka dia telah menyambung hubungan kerabatnya. Entah dengan cara dia berupaya mengunjunginya,  melihat kondisinya, memberi kebaikan, memberi shadaqah kepadanya, membantunya, apa yang dibantu adalah sifatnya silaturrahim dan bahkan Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menyatakan bahwa shadaqah kepada kerabat ini 2 nilainya. Disebut sebagai shadaqah sekaligus sebagai shilah, yaitu yang disebut sebagai bisa menyambung hubungan kekerabatannya. 

===
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

“الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ، وَهِيَ عَلَى ذِي الرَّحِمِ ثِنْتَانِ؛ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ”.

“Sedekah terhadap kaum miskin (berpahala) sedekah. Sedangkan sedekah terhadap kaum kerabat (berpahala) dobel; pahala sedekah dan pahala silaturrahim”. HR. Tirmidzi dari Salman bin ‘Amir. At-Tirmidzi menilai hadits ini hasan.
===

Ini menunjukkan bahwa diantara amalan-amalan kebaikan atas seluruh amal kebaikan adalah ketika dilakukan pada kerabat maka itulah silaturrahim bagi dirinya. 

Demikian juga ketika seorang meninggalkan kebaikan dan bahkan memutus hubungan maka dia termasuk memutus dari hubungan kerabatnya yang dilarang oleh Allah سبحانه وتعالى. 

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, demikianlah Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم memerintahkan kita bertaqwa kepada Allah dan menyambung hubungan kekerabatan yang dengan silaturrahim inilah Allah akan menjaga kita dari api neraka. Dan juga banyak sekali nash-nash dari hadits Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم yang menyatakan keutamaan dari silaturrahim yang diantaranya bisa melanggengkan rizki kemudian juga akan bisa memperpanjang umur, sebagaimana hadits yang shahih dari Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم. 

===
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”.

“Barang siapa menginginkan untuk diluaskan rizkinya serta diundur ajalnya; hendaklah ia bersilaturrahim”. HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik.
===

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, semoga Allah selalu memberikan ketaqwaan kepada kita semua dan selalu memberikan taufiq kepada kita untuk bisa menyambung kekerabatan silaturrahim yang diperintahkan Allah سبحانه وتعالى, agar kita termasuk orang-orang yang mendapat kebaikan dari Allah yang dido'akan kebaikan oleh Rahim sebagaimana hadits yang shahih bahwasanya ArRahiim Dia bergantung di 'Arsy yang menyatakan: 

مَنْ وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَكِ قَطَعْتُهُ

Barangsiapa yang menyambung nya maka dia menyambungnya dan barang siapa yang memutusnya maka Allah memutusnya. 

Semoga Allah سبحانه وتعالى menjadikan kita orang-orang yang selalu silaturrahim dan menjauhi segala bentuk yang dilarang oleh Allah termasuk juga memutus hubungan kekerabatan. 

و آخر دعونا، الحمد لله رب العالمين. 

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته. 

https://www.dropbox.com/s/2m1o4accd26l4j0/Hadits%20ke%205.aac?dl=0

Jodoh Hadits 4

Syarah Hadits ke-4
Oleh Ustadz Arif Fathul Ulum, LC

بسم اللّه. الْحَمْدَ لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رَسُولُ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم اتَّقُوا الظُّلْمَ ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Jauhilah kezhaliman karena sesungguhnya kezhaliman adalah kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.

Ini adalah hadits yang shahih, yang agung dari Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم yang menyatakan pada kita agar menjauhi segala macam kezhaliman karena setiap kezhaliman akan menjadi kegelapan bagi pelakunya pada hari kiamat disaat dia sangat membutuhkan cahaya pada hari kiamat, yang cahaya dari Allah سبحانه وتعالى diberikan Allah kepada siapa yang dikehendaki kepada setiap mukmin yang akan mendapat cahaya pada hari kiamat sesuai dengan keimanannya. Dan jika dia melakukan kezhaliman maka akan berkurang cahayanya sesuai dengan kezhaliman yang dia dilakukan.

Dan sungguh pada hari kiamat manusia sangat butuh kepada cahaya. Bagaimana ketika dia berjalan di atas shirath yang membentang antara surga dan neraka, yang shirath ini disebutkan zhulmatun zhulmah (sangat gelap sekali), yang berjalan dibawahnya ada neraka, yang shirath ini lebih tajam dari pedang, lebih lembut dari rambut, yang seorang sangat membutuhkan cahaya waktu itu.

Ketika seseorang berbuat kezhaliman maka menjadi kegelapan baginya pada hari kiamat disaat dia sangat membutuhkan cahaya dari Allah سبحانه وتعالى.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, azh zhulmu secara bahasa adalah

 الظلم هو وَضْعُ الشَّيْءٍ فِيْ غَيْرِ مَضْعِهِ.

Meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.

Yaitu dengan menguranginya atau menambahnya atau berpaling dari waktu yang ditentukan, atau tempatnya. Demikian juga bisa dikatakan zhulum adalah melampaui batas, yang juga dinyatakan ketika seorang melakukan kezhaliman adalah melakukan kekurangan pada dirinya. Dan kekurangan ini bisa dengan dia melanggar apa yang seharusnya dia tidak boleI dilakukan atau dengan dia sembrono di dalam perkara yang wajib dia lakukan.

Maka kezhaliman berkisar pada 2 perkara yaitu meninggalkan yang wajib atau melakukan perkara yang diharamkan oleh Allah سبحانه وتعالى.

Kemudian kezhaliman ada 2 macam; yang pertama berhubungan dengan hak Allah عزّوجلّ, yang kedua adalah kezhaliman yang berhubungan dengan hak makhluk. Dan zhalim yang paling besar, yang paling berbahaya adalah ketika berhubungan dengan hak Allah عزّوجلّ, dengan mempersekutukan Allah dengan yang lainnya.

Sebagaimana sabda Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم ketika ditanya أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ? Dosa manakah yang paling besar? Maka Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda:

أَنْ تَجْعَلَ لِلّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ.

Engkau menjadikan tandingan bagi Allah dalam keadaan Allah telah menciptakanmu.

Kemudian yang berikutnya, adalah kezhaliman yang berhubungan dengan dosa-dosa besar, kemudian yang berikutnya kezhaliman dalam dosa-dosa kecil.

Adapun kezhaliman yang berhubungan dengan hak para hamba (hak manusia) berkisar pada 3 perkara yang dijelaskan oleh Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم dalam khutbah Beliau pada haji Wada' yang beliau bersabda:

إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا

Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian dan kehormatan-kehormatan kalian haram atas kalian seperti keharaman pada hari ini ( yaitu hari Nahr), di bulan kalian ini (kehormatan bulan Dzulhijjah) dan di negeri kalian ini (yaitu negeri Mekkah).

Yang kezhaliman pada harta seorang mu'min, darah seorang mu'min dan kehormatan seorang mu'min lebih diharamkan daripada keharaman dari bulan haram dan juga hari Nahr dan keharaman dari Mekkah.

Kemudian kezhaliman yang berhubungan dengan assalah annafs, atau kepada darah yang jika seseorang melampaui batas seperti yang lain dan menumpahkan darahnya atau melukainya atau yang semisalnya, ini termasuk kezhaliman yang dilakukan atas darah.

Kemudian kezhaliman di dalam harta adalah ketika seseorang melanggar hak harta orang lain dengan cara mengambilnya, dengan cara yang tidak benar atau dengan dia menghalangi hak orang lain dalam harta yang seharusnya dia berikan yakni termasuk kezhaliman dalam harta.

Adapun kezhaliman dalam kehormatan adalah meliputi kezhaliman kepada orang lain dengan berzina, dengan liwath, atau dengan menuduh seorang berzina dan yang semacamnya.

Dan setiap kezhaliman diatas, diharamkan oleh Allah سبحانه وتعالى dan seorang yang menzhalimi (seseorang yang berbuat zhalim) tidak ada yang bisa menolongnya pada hari kiamat.

Allah berfirman dalam kitabNya:

مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ

Tidak ada bagi orang zhalim, dari orang (teman) yang dekat dengan dia yang bisa membantunya atau seseorang yang bisa memberi syafa'at yang dita'ati bagi dirinya. (AlGhafir 18)

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, dalam hadits ini Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda:

اتَّقُوا الظُّلْمَ ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Jagalah diri kalian, awaslah, hati-hatilah dari kezhaliman. Yaitu jagalah diri kalian jangan sampai kalian berbuat zhalim karena kezhaliman adalah merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.

Di hari kiamat tidak ada cahaya kecuali cahaya dari Allah سبحانه وتعالى, barangsiapa yang tidak diberi cahaya oleh Allah, tidak ada cahaya bagi dirinya.

Yang seorang muslim akan mendapat cahaya dari Allah sesuai dengan kadar dia selamanya. Akan tetapi kalau dia berbuat zhalim maka dia akan dikurangi dari cahayanya sesuai dari kezhalimannya.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, termasuk kezhaliman yang mungkin banyak dilakukan oleh saudara kita kaum muslimin, kita semua adalah ketika seseorang yang mampu untuk membayar hutang kemudian dia tidak mau membayarnya, dia termasuk matruk ghaniy, yang termasuk kezhaliman dalam sabda Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم.

Marilah kita semua menjauhi segala macam kezhaliman, dan termasuk kezhaliman adalah zhulman insaani linafsi (kezhaliman seseorang pada dirinya) yaitu dengan berbuat kemaksiatan yang selayaknya dia berbuat keta'atan kemudian menzhalimi dirinya dengan berbuat kemaksiatan, yang ini akan menjerumuskan dia ke dalam neraka.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم juga bersabda dalam haditsnya yang lain bahwasanya

اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

Jauhilah, cegahlah kalian dari do'a orang yang dizhalimi karena tidak ada diantara do'a orang yang dizhalimi dengan Allah tirai/penutup.

Ini menunjukkan bahwasanya seorang yang dizhalimi mendo'akan orang yang menzhalimi akan dikabulkan oleh Allah, maka selayaknya, sepantasnya wajib atas kita untuk menjauhi segala bentuk kezhaliman kepada siapapun terutama kepada Allah سبحانه وتعالى dan juga kepada seluruh manusia.

Semoga Allah سبحانه وتعالى menjadikan kita orang-orang yang menjauh dari segala bentuk kezhaliman dan semoga Allah memasukkan kita ke dalam orang-orang yang melakukan keta'atan kepada Allah سبحانه وتعالى.

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

https://www.dropbox.com/s/pdsbub9yrmle8sv/Hadits%20ke%204.aac?dl=0

Jodoh Hadits 3

Syarah Hadits ke-3
Oleh Ustadz Arif Fathul Ulum, LC

بسم اللّه. الْحَمْدَ لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم  اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

Jagalah diri kalian dari neraka walaupun hanya dengan seserpih kurma.

Ini hadits yang shahih, yang agung yang datang dari Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم, yang mana Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menyatakan:

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَة

Bertakwalah kalian Allah, jagalah diri kalian dari api neraka walaupun dengan seserpih kurma.

Yang hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari Muslim dalam kedua Shahihnya, yang kemudian juga dalam riwayat dari keduanya (yaitu Al Imam Bukhari dalam Shahihnya, yang lebih lengkap, bahwasanya Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ سَيُكَلِّمُهُ اللَّهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ فَيَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلاَ يَرَى إِلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

Tidak ada seorangpun dari kalian melainkan akan diajak bicara oleh Rabbnya, tidak ada antara dia dan Allah penerjemah langsung, maka kemudian dia melihat ke arah kanannya, ternyata dia tidak melihat kecuali apa yang telah dia amalkan di dunia. Dan dia melihat sebelah kirinya tidaklah dia melihat kecuali apa yang telah diamalkan di dunia. Kemudian dia melihat dihadapannya ternyata tidak melihat kecuali neraka yang berada dihadapannya. Maka hendaknya kalian menjaga diri dari api neraka dengan walaupun bershadaqah dengan seserpih kurma. Siapa yang tidak mendapati itu maka dengan kalimat yang baik.

Ini hadits yang agung yang menjelaskan tentang keutamaan dari shadaqah meskipun shadaqah ini sangat sedikit sekali. Meskipun Rasulullah menyatakan walaupun hanya dengan seserpih kurma بِشِقِّ تَمْرَة, yang شِق ini disebutkan dalam Kitab AnNihayah fii Ghaaribil Hadits ay nishfu tamrah (separuh dari kurma), atau disebutkan lebih sedikit dari itu, hanya seserpih kurma. Ketika seseorang bershadaqah, maka shadaqah ini akan menyelamatkan dia dari neraka.

Dan di antara hadits yang lain yang menyebutkan keutamaan dari shadaqah bahwasanya Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda:

إِنَّ الصَّدَقَةَ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ

Sesungguhnya shadaqah akan mematikan dari kesalahan sebagaimana api dimatikan oleh air.

Sebagaimana air mematikan api demikian juga shadaqah akan mematikan api neraka dengan sebab shadaqah tersebut.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, maka disini hadits yang agung yang menunjukkan kepada kita sebuah perkara yang penting sekali yaitu agar kita selamat dari neraka yang begitu berbahaya, yang begitu mengerikan, yang tidak pernah seorang bisa membayangkan betapa ngerinya neraka. Yang Adzab neraka yang teringan, yang paling ringan yaitu adzab Abu Thalib ketika seorang meletakkan kakinya di api neraka maka langsung mendidih otaknya. Ini adzab yang paling ringan. Ini menunjukkan tentang bagaimana ngerinya api neraka, yang wajib atas kita semua untuk berlindung kepada Allah dari neraka, berlindung diri kita dari neraka. Dan Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم memberikan jalan yang mudah, yang tidak sulit, dalam hadits ini bahwasanya dengan cara seseorang bershadaqah walaupun sangat sedikit sekali akan bisa melindungi dirinya dari api neraka. Rasulullah bersabda:

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ

Jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan seserpih kurma.

Ini akan bermanfaat, yang ini menunjukkan bahwasanya seseorang tidak boleh meremehkan shadaqah meskipun sedikit karena shadaqah ini akan bisa melindungi pelakunya dari api neraka.

Hadits ini juga menunjukkan tentang rahmat Allah yang agung yang sangat luas kepada hambaNya yang Allah berikan kemudahan kepada pata hambaNya untuk melindungi dari neraka yaitu dengan bershadaqah, yang shadaqah ini tidak dihitung dinilai dengan besarnya tapi bagaimana dia beri'tikad beribadah kepada Allah dan ikhlash yang akan dinilai oleh Allah سبحانه وتعالى meskipun sedikit maka akan dinilai oleh Allah dan disebutkan oleh Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم akan bisa melindungi pelakunya dari api neraka.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, dan dinyatakan oleh Syaikh Abdul Muhsin Al'Abbad AlBadr حفظه اللّه bahwa:

أَلصَّدَقَةُ مِنْ أَسْبَابِ السّلاَمَةِ مِنَ الْعَذَابِ وَ السُّوْءِ

Bahwa shadaqah diantara sebab-sebab keselamatan dari adzab dan kejelekan-kejelekan.

Sesuai dengan lafal hadits ini yang Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menyatakan: Jagalah diri kalian, lindungilah diri kalian dari api neraka walaupun hanya dengan bershadaqah dengan seserpih kurma.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, ini adalah hadits yang agung yang selayaknya kita tidak menyia-nyiakan dari kesempatan ini, yaitu melindungi diri kita dari api neraka dengan shadaqah walaupun sedikit, yang dibarengi ikhlash Allah سبحانه وتعالى dengan niat semata kepada Allah, bukan untuk dilihat oleh manusia. Ini yang akan bisa melindungi kita dari api neraka. Akan menjaga kita dari api neraka yang begitu ngeri adzabnya.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, semoga Allah سبحانه وتعالى selalu memberikan taufiq kepada kita untuk bisa melaksanakan petunjuk kebaikan.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk yang bershadaqah kepada Allah سبحانه وتعالى walaupun hanya dengan sedikit, yang semoga Allah menerima seluruh amal kita.

بارك الله فيكم.

الحمد لله رب العالمين.

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته.
https://www.dropbox.com/s/qvkegatilfhp6en/Hadits%20ke%203.aac?dl=0

Jodoh Hadits 2

Syarah Hadits ke-2
Oleh Ustadz Arif Fathul 'Ulum, LC

بسم اللّه. الْحَمْدَ لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ نَبِيُّ صلّى اللّه عليه وسلّم الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ

Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda: Do'a adalah ibadah.

Ini hadits yang shahih yang datang dari Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم, bahwasanya do'a adalah ibadah, yang ini mirip sekali dengan sabda Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم yang lain seperti:

اَلْحَجُّ عَرَفَةٌ

Haji adalah wukuf di 'Arofah.

Yang ini seakan-akan hashr yaitu membatasi bahwa ibadah ini terkumpul dalam do'a. Atau juga ditunjukkan bahwasanya menunjukkan pentingnya dari do'a ini yang merupakan ibadah kepada Allah سبحانه وتعالى. Yang ini sesuai dengan firman Allah سبحانه وتعالى:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan berkata Rab kalian: Berdo'alah kalian kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan kepada kalian. Sesungguhnya orang-orang yang mereka sombong dari beribadah kepadaKu, mereka akan masuk ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina. (AlGhafir: 60)

Disini Allah menyatakan bahwa do'a adalah ibadah karena pada awalnya Allah memerintahkan  agar setiap mu'min dia berdo'a.  Agar kaum mu'minin berdo'a kepada Allah سبحانه وتعالى kemudian Dia menyatakan: Barangsiapa yang sombong dari beribadah (do'a ini) maka akan masuk ke neraka Jahannam dalam keadaan hina. Yang ini menunjukkan bahwa do'a bagian dari ibadah.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Shalih Muhammad Al'Utsaimin dan yang lainnya bahwa maksud الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَة adalah do'a adalah ibadah.

Kemudian juga hadits ini menunjukkan ketika seorang  berdo'a kepada Allah سبحانه وتعالى berarti dia telah beribadah kepada Allah سبحانه وتعالى. Karena ketika seorang menyeru, meminta mohon, berdo'a kepada Allah maka dia telah mengakui kesempurnaan Allah سبحانه وتعالى, maka Allah adalah Maha Mengabulkan do'anya, Allah Maha Sempurna sehingga dia butuh kepada Allah سبحانه وتعالى dan Allah mampu akan mengabulkan do'anya, Allah mampu atas segala sesuatu. Dan bahwasanya Dia suka diberi oleh Allah سبحانه وتعالى. Ini menunjukkan bahwa dia berharap kepada Allah سبحانه وتعالى, yang ini menunjukkan ketika seorang berdo'a maka pada hakikatnya dia mengakui 'ubudiyyah dia kepada Allah سبحانه وتعالى. Yang ini adalah hakikat dari ibadah karena itulah maka Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menyatakan bahwa do'a adalah ibadah.

Dan ketika dinyatakan do'a adalah ibadah maka juga terkumpul dalam syarat terkabulnya do'a, dalam syarat sebagaimana syarat yang disyaratkan dalam setiap ibadah yaitu wajibnya ikhlash kepada Allah سبحانه وتعالى dan wajibnya mengikuti sunnah Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم karena ketika seorang tidak mengikhlaskan ibadah kepada Allah semata, tidak diterima ibadahnya, ketika dia tujukan kepada selain Allah dari makhluq, atau dia berharap pujian manusia maka dia tidak jadi ikhlash. Jadi do'a wajib hanya kepada Allah, ditujukan hanya kepada Allah, tidak boleh seorang berdo'a kepada orang yang sudah mati atau kepada kuburan atau kepada pohon keramat atau pada wali atau pada malaikat atau Nabi, yang semuanya tidak diperbolehkan oleh Allah سبحانه وتعالى karena do'a adalah ibadah yang wajib diberikan semata kepada Allah سبحانه وتعالى.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, maka hadits ini hadits yang agung menyatakan kepada kita tentang agungnya do'a yaitu termasuk bagian dari ibadah atau termasuk bagian dari ibadah yang sepantasnya ditujukan kepada Allah سبحانه وتعالى sebagaimana ketika kita takut hanya kepada Allah, berharap kepada Allah, bertaqwa hanya kepada Allah, istighatsah hanya kepada Allah, isti'anah hanya kepada Allah, makik hendaknya kita juga berdo'a semata hanya kepada Allah سبحانه وتعالى.

Kemudian juga hadits ini menunjukkan kepada kita tentang wajibnya seorang berdo'a kepada Allah سبحانه وتعالى semata, sebagaimana perintah Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم dalam hadits yang lain yang mewajibkan seorang berdo'a kepada Allah سبحانه وتعالى daripada yang lainnya, meminta kepada Allah, bukan kepada yang lainnya. Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda:

إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ

Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah dan jika engkau meminta tolong kepada Allah maka minta tolonglah kepada Allah سبحانه وتعالى.

Bahkan ini merupakan pernyataan janji setiap mu'min dalam setiap raka'at shalatnya, yang dia membaca surat Alfatihah didalamnya ada kalimat:

إِيَّاكَ نَعْبُد وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين

Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.

Dan ini juga berjanji kepada Allah untuk senantiasa beribadah kepada Allah dan termasuk ibadah adalah do'a yang wajib hanya ditujukan  kepada Allah سبحانه وتعالى.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, semoga Allah سبحانه وتعالى menjadikan kita termasuk orang-orang yang berdo'a kepada Allah semata dan semoga kita termasuk orang yang dikabulkan do'a kita oleh Allah سبحانه وتعالى.

Dan semoga Allah سبحانه وتعالى menjadikan kita orang yang selalu mendekatkan diri padaNya dalam do'a dan ibadah yang Iain.

و آخر دعونا، الحمد لله رب العالمين.

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته.

https://www.dropbox.com/s/8pnwi3pato2j1a8/Hadits%20ke%202.aac?dl=0

Jodoh Hadits 1

Syarah Hadits ke-1
Oleh Ustadz Arif Fathul 'Ulum, LC

بسم اللّه. الْحَمْدَ لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ النَّبِيُّ صلّى اللّه عليه وسلّم اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda: Bertaqwalah engkau kepada Allah dimanapun kau berada dan iringilah kejelekan dengan kebaikan agar kebaikan menghapus kejelekan tersebut. Dan pergauilah manusia dengan akhlaq yang baik. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi di dalam Jaami'nya kemudian beliau mengatakan hadits ini hadits yang hasan yang juga dinyatakan shahih oleh para ulama yang lain. Dan dihasankan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' AshShaghiir.

Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda: bertaqwalah engkau kepada Allah dimanapun kau berada.  Dan taqwa artinya adalah:

اَلتَّقْوَى إِتَّخَاذُ وِقَايَة مِنْ عَذَابِ الله

Dari kata (mengambil dari) wiqoyah (perlindungan) dari adzab Allah dengan melaksanakan perintah-perintah Allah سبحانه وتعالى dan menjauhi larangan-laranganNya. Inilah taqwa yang merupakan definisi yang terfokus, sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama semisal Syaikh 'Utsaimin dan yang lainnya.

Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda: Bertaqwalah engkau dimanapun kau berada, yaitu dimanapun engkau berada maka engkau hendaknya bertaqwa kepada Allah, entah dilihat oleh manusia atau tidak dilihat oleh manusia maka sesungguhnya Allah selalu melihatmu dimanapun kau berada sehingga engkau bertaqwa kepadaNya.

Kemudian Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda: Dan iringilah kejelekan dengan kebaikan yaitu hendaknya setelah melakukan kejelekan segera melakukan kebaikan yang dengan melakukan kebaikan ini semoga kejelekan yang sebelumnya bisa terhapus.

Dan disebutkan diantara kebaikan setelah kejelekan adalah bertaubat kepada Allah سبحانه وتعالى karena taubat adalah kebaikan bahkan tidak ada kebaikan yang bisa menghapus seluruh kejelekan kecuali taubat. Tamhuhaa, yaitu bahwa kebaikan akan menghapus kejelekan, yang Allah سبحانه وتعالى berfirman di dalam AlQur'an:

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ

Sesungguhnya kebaikan-kebaikan menghilangkan kejelekan-kejelekan. (Hud 114)

Ini menunjukkan perintah Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم ketika seseorang melakukan kejelekan segera dia melakukan kebaikan, dan diantara kebaikan setelah melakukan kejelekan yang paling utama adalah bertaubat kepada Allah سبحانه وتعالى.  Dan juga secara umum seluruh kebaikan-kebaikan akan menghapus kejelekan-kejelekan sebelumnya sebagaimana dalam hadits ini dan juga dalam firman Allah سبحانه وتعالى:

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَات

Sesungguhnya kebaikan-kebaikan akan menghilangkan kejelekan-kejelekan.

Hadits ini hadits yang agung yang Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم begitu sangat, dari semangat beliau untuk mengarahkan umatnya kepada kebaikan dan juga kepada perkara yang mashlahat yang baik bagi mereka.

Kemudian dari sini menunjukkan wajibnya perkara taqwa kepada Allah عزّوجلّ dimanapun berada. Kondisi sendiri maupun ditengah orang banyak dalam kondisi sembunyi maupun terang-terangan, yang mana Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda:

اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْت

Bertaqwalah engkau kepada Allah dimanapun engkau berada.

Kemudian hadits ini juga menunjukkan bahwa ketika seorang melakukan kebaikan setelah melakukan kejelekan maka kebaikan adalah akan menghapus kejelekan tersebut.

Dan ada kebaikan yang bisa menghapus kejelekan secara keseluruhan, yaitu taubat. Yang taubat akan menghapus kejelekan yang sebelumnya. Jika saya bertaubat dengan taubat yang nashuha, taubat yang sebenarnya, taubat yang terpenuhi syarat-syaratnya yaitu ikhlash kepada Allah سبحانه وتعالى kemudian dia segera meninggalkan kemaksiatan tersebut kemudian dia berazzam (berniat sungguh-sunggguh) untuk tidak mengulang dari perbuatannya, dan kalau berhubungan dengan hak manusia dia mengembalikan hak tersebut dan waktu taubat sebelum ditutup yaitu sebelum nyawa di tenggorokan atau sebelum matahari terbit dari barat, maka taubatnya akan menghapus seluruh kejelekan yang dilakukan sebelumnya.

Maka disebutkan bahwa:

اَلتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ

Seorang yang bertaubat dari dosa seakan-akan dia tidak berdosa.

Adapun jika kebaikan ini bukan taubat yaitu amalan kebaikan yang lainnya, maka disebutkan oleh Syaikh Muhammad Al'Utsaimin bahwa ini dengan muwazanah, yaitu ketika kebaikan ini bisa mengalahkan kejelekan maka hilang dari atsar atau pengaruh kejelekan tersebut.

Kemudian hadits ini juga Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم memerintahkan agar setiap muslim mempergauli manusia dengan akhlaq yang baik, dengan akhlaq yang mulia, yaitu dengan ucapan yang baik dan dengan perbuatan yang baik.

Dan perintah untuk bermuamalah kepada manusia dengan akhlaq yang mulia bisa hukumnya wajib, bisa hukumnya istishab. Yang wajib adalah ketika seseorang melakukan hal-hal yang hendaknya diwajibkan atas dirinya, yaitu wajib berlaku jujur, wajibnya dia  berupaya untuk menghindari kebohongan, kedustaan, wajibnya dia amanah dan hukumnya adalah wajib.

Kemudian juga ini bisa mustahab, bisa hukumnya sunnah ketika seorang lebih utama melakukannya, meskipun dia tidak berdosa ketika melakukannya, ketika meninggalkan lebih utama kemudian melaksanakan yang utama.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, demikianlah didalam hadits yang agung ini, Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم mengumpulkan beberapa hal yang sangat bermanfaat bagi kita semua;

Yang pertama adalah bertaqwa kepada Allah dimanapun kita berada, yang dengan taqwa inilah akan mendapatkan seluruh kebaikan, karena dengan taqwa akan mendapatkan seluruh yang diinginkan dari apa yang diharapkan dari kebaikan atau apa yang ditakuti dari kejelekan.

Kemudian juga hendaknya kita segera melakukan kebaikan setelah melakukan kejelekan, bertaubat dan juga dalam melakukan kebaikan yang lain.

Dan juga hendaknya kita mempergauli manusia dengan akhlaq yang mulia.

Inilah yang akan membawa kebaikan bagi kita semua dan semoga Allah سبحانه وتعالى menjadikan kita orang-orang yang bertaqwa kepada Allah سبحانه وتعالى, yang selalu segera bertaubat kepada Allah dan yang selalu berbuat kebaikan. Kemudian juga bisa mempergauli manusia dengan baik sesuai dengan perintah dari Allah dan RasulNya.

Akhirul kalam, wabillaahit taufiq wal hidayah.

و آخر دعونا، الحمد لله رب العالمين.

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته.

https://www.dropbox.com/s/urz0npcq1vwjr61/Hadits%20ke%201.aac?dl=0