Minggu, 01 Februari 2015

Jodoh Hadits 50

Syarah Hadits ke-50
Oleh Ustadz Arif Fathul 'Ulum, LC

بسم اللّه. إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم: أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

Jihad yang paling utama adalah kalimat yang haq di sisi (di hadapan) seorang penguasa yang zhalim.

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dan juga Al-Imam Ibnu Majah dalam Sunannya dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani di dalam Shahih Al-Jāmi' AshShaghīr.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, hadits ini menunjukkan bahwa jihad yang paling afdhāl (yang paling utama) adalah kalimatu haqqin (kalimat yang haq) yang diriwayatkan Tirmidzi kalimatu 'Adlin, kalimat adil.

Yang dimaksud kalimat disini adalah ucapan atau yang menempati kedudukannya seperti tulisan dan yang semacamnya adalah kalimat yaitu ketika diucapkan disisi seorang penguasa yang zhalim.

Yang ini merupakan jihad yang paling afdhāl (paling utama) ketika seseorang mengucapkan kalimat yang haq, ucapan yang adil dihadapan seorang penguasa yang zhalim.

Dari segi bahwa ini jihad yang paling afdhāl karena sesungguhnya ketika seseorang berjihad mengucapkan kalimat yang haq, menashihati seorang penguasa yang zhalim ini maka akan membebaskan kezhaliman dari banyak manusia. Karena ketika seorang penguasa yang zhalim maka kezhalimannya akan mengenai banyak dari manusia, kalau dia bisa menahan dari kezhalimannya, dengan ucapannya dihadapannya yang haq, yang adil maka akan bermanfaat kepada banyak dari manusia.

Berbeda kalau hanya membunuh seorang kafir maka ini sedikit atau kalah manfaatnya dibanding kalau dia bisa menepis kezhaliman yang dilakukan oleh seorang penguasa.

Yang dimaksud sulthān disini adalah orang yang memiliki kekuasaan. Kalau dalam riwayat yang lain "pada penguasa atau pada pemerintah yang curang".

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, hadits ini menunjukkan kepada kita hasungan kepada jihad yang merupakan puncak dari amalan Islam. Dan jihad yang paling utama adalah ketika seseorang mengucapkan kalimat yang haq dihadapan seorang penguasa yang zhalim.

Dan jihad ini meliputi dari:
• jihad melawan hawa nafsu didalam melaksanakan ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dan
• didalam menghindari/menjauhi segala macam larangan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā kemudian
• berjihad untuk mengamalkan dari apa yang diketahui dari syari'at Allāh Subhānahu wa Ta'ālā kemudian mengajarkannya.
• Kemudian dia termasuk jihad dalam jihad melawan syaithan, menepis dari syubhatnya, dari ganguan-gangguan-gangguannya.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, hadits ini menunjukkan bahwa diantara jihad yang paling afdhāl (yang paling utama) adalah ketika seseorang menashihati penguasa yang zhalim agar berhenti dari kezhalimannya, yang ini dikatakan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sebagai jihad yang paling afdhāl karena akan memberi manfaat yang besar kepada rakyat, kepada kaum muslimin yang akan terbebas dari kezhaliman seorang penguasa yang zhalim ini.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, sesungguhnya seorang penguasa memiliki dua teman setia (teman dekat); ada teman dekat yang jelek, ada temen dekat yang baik.

Teman dekat dari penguasa yang jelek adalah ketika dia selalu menuruti apa yang dimaui oleh penguasa ini, bahkan dia mengatakan apapun yang dilakukan adalah kebaikan dan kebenaran meskipun dilakukan kejelekan ini adalah temen yang jelek bagi penguasa.

Adapun teman yang haq, teman yang baik bagi penguasa yang dia mementingkan keridhaan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dan RasulNya dan menunjukkan penguasa ini pada keridhaan Allāh dan RasulNya. Kalau dia melakukan kesalahan maka diarahkan kepada petunjuk yang benar, tidak segera mengikuti kemauannya tetapi mengarahkan apa yang keliru kepada petunjuk dan kebenaran yang datang dari Allāh dan RasulNya.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka ada beberapa kalimat yang memiliki nilai tersendiri yaitu kalimat yang diucapkan dihadapan seorang sulthan penguasa yaitu:
❶ Kalimat yang haq disisi seorang penguasa yang adil. Ini adalah mudah dilakukan, karena dia seorang yang adil sehingga mudah mengikuti kebenaran.
❷ Kalimat yang bathil pada seorang penguasa yang adil. Ini sangat berbahaya karena bisa saja orang penguasa yang adil ini akan bisa terjerumus dengan bisikan dari orang yang membisikan kejelekan padanya dengan menampakkan suatu kebaikan karena dia akan terpengaruh dengannya.
❸ Kalimat yang haq disisi seorang penguasa yang curang (yang zhalim), ini seperti yang dikatakan Rasūlullāh sebagai jihad yang paling utama.
❹ Kalimat yang bathil pada penguasa yang curang. Ini adalah kalimat yang paling jelek.

Ini adalah 4 macam kalimat disisi seorang penguasa, akan tetapi yang paling afdhāl adalah kalimat yang haq dihadapan seorang penguasa yang jāir (yang zhalim)

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, kenapa dikatakan bahwa kalimat haq dihadapan sulthān yang jāir (yang zhalim) ini lebih afdhāl daripada jihad melawan musuh (melawan kafir)?

Karena ketika seorang berjihad melawan musuh maka dia antara harapan dan kecemasan bisa jadi menang atau dia kalah. Adapun ketika seorang berbicara dihadapan penguasa yang zhalim maka jelas yang lebih besar kemungkinan adalah dia akan mendapatkan perkara yang tidak baik, jika penguasa zhalim ini tidak terima atau dia tidak bisa menerima ucapan tersebut. Maka dikatakan lebih afdhāl dibanding orang yang berperang kafir yang kadang dia menang kadang dia kalah.

Bahkan orang yang mengucapkan kalimat yang haq dihadapan penguasa yang zhalim ini dia telah memaparkan dirinya kepada perkara yang berbahaya, yang mungkin bisa dia sampai terbunuh dihadapan penguasa tersebut. Maka ini dikatakan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sebagai jihad yang paling utama karena adalah perkara yang berat yang tidak semua orang bisa melakukannya atau kuat untuk menanggung dari akibatnya.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, termasuk kalimat yang haq yang diucapkan dihadapan seorang sulthan atau seorang penguasa yang zhalim adalah yang mengandung perintah kepada yang ma’ruf atau nahi mungkar entah itu secara terucap dari lisan maupun yang semakna dengan lisan, dari tulisan dan yang semacamnya.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka ucapan yang haq dihadapan penguasa zhalim ini adalah jihad paling utama dan jihad yang paling berat karena dihadapannya telah siap seorang penguasa yang mampu untuk melakukan apa yang dikehendaki bagi dirinya bahkan bisa untuk membunuhnya yang ini menunjukkan tentang beratnya dari jihad ini sehingga Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyatakan adalah jihad yang paling afdhāl (yang paling utama).

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, marilah kita bertaqwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dan juga berupaya mujahadah, berjihad kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dengan jihad dengan makna yang luas, berjihad dengan hawa nafsu kita, berjihad melawan syaithan, berjihad melawan musuh dan berupaya untuk berjihad memberikan kalimat yang haq dihadapan sulthan yang zhalim, yang ini adalah afdhāl jihad.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'ālā melakukan kita diatas jalannya memberikan taufik kepada kita untuk selalu mengikuti petunjuk Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

الحمد للّه رب العلمين

و صلى الله على محمد و على آله و صحبه أجمعين.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Tidak ada komentar:

Posting Komentar