Minggu, 01 Februari 2015

Jodoh Hadits 49

Syarah Hadits ke-49
Oleh Ustadz Arif Fathul 'Ulum, LC

بسم اللّه. إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم: أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ؛ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

Kondisi yang paling dekat seorang hamba dari Tuhannya adalah ketika dia sedang sujud, maka hendaknya kalian memperbanyak do’a ketika sujud.

Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahihnya.

Ini merupakan hadits yang agung yang menunjukkan kondisi keadaan yang paling dekat dari seorang hamba Allāh Subhānahu wa Ta'ālā yaitu dalam sujudnya, ketika ia sujud kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Karena sujud adalah keadaan yang sangat puncak kehinaan, puncak penghinaan diri kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Dan jika seorang hamba mengetahui kehinaan pada dirinya dan butuhnya kepada Allāh maka Allāh akan mengetahui bahwa dia adalah telah menghinakan pada dirinya. Dan ketika seorang hamba menghinakan diri dengan bersujud kepada Allāh dimata Allāh-lah yang paling tinggi, yang paling agung, maka  dengan itulah Allāh akan mengabulkan do'anya. Dengan itulah maka sujud adalah di antara tempat dikabulkan do'a seorang hamba kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Karena itulah maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menghasung agar seorang banyak berdo'a dalam sujudnya dengan mengucapkan:

“فَأَكْثِرُوا فِيْ الدُّعَاء”

Perbanyaklah kalian berdo'a ketika sedang sujud.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, berkata sebagian ulama bahwa ketika seorang hamba bersujud pada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, maka terkumpul baginya wajahnya dengan wajah bumi sehingga kemudian dia  hilanglah segala macam kesombongannya, menghinakan diri pada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā karena itulah maka ini adalah kondisi paling dekat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā di dalam seluruh dari keadaan-keadaan shalatnya.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka hadits yang agung ini menunjukkan bahwa kondisi yang paling dekat dari seorang hamba adalah ketika bersujud pada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā makanya Rasūlullāh memerintahkan agar memperbanyak do'a karena ketika dia saat dekat maka saat itulah waktu yang Allāh akan lebih mengabulkan do'anya karena ketika seorang lebih dekat pada siapa yang diminta, lebih wajib dikabulkan permintaannya.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, juga dijelaskan oleh para ulama bahwa maksud dekatnya seorang hamba kepada Allāh ketika sujud karena seorang yang bersujud dalam kondisi berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, sedangkan Allāh dekat dengan orang-orang yang berdo'a yang meminta padaNya. Allāh berfirman dalam kitabNya:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّي فَإِنِّيْ قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

Jika para hambaKu bertanya tentang diriKu maka sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan setiap orang yang berdo'a ketika berdo'a kepadaKu.” (Al-Baqarah;186)

Dan dalam sujud, orang merendahkan dirinya, menempatkan wajahnya, kepalanya lebih rendah dari pada kedua pantatnya. Inilah kondisi yang paling menghinakan diri pada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Inilah yang paling dicinta Allāh ketika seorang benar-benar menghinakan diri kepadaNya.

Kemudian juga disebutkan oleh para ulama kenapa sujud adalah keadaan paling dekat dengan Allāh karena sujud adalah ibadah yang pertama kali Allāh perintahkan setelah Allah menciptakan Adam, yaitu memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada Adam. Maka ketika itu perintah yang pertama kali yang melakukan ibadah yang pertama ini lebih dekat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Kemudian juga dalam kondisi ini seorang menyelisihi iblis ketika mereka bermaksiat pertama kali  kepada Allāh dengan mereka tidak mau melakukan ibadah sujud ini.

Dan sujud ini adalah ibadah puncak dari tawadhu', puncak dari kerendahan diri pada Allāh, meninggalkan kesombongan, takkabur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yang ini juga ketika orang bersujud dia menyelisihi jiwanya yang ingin pada ketinggian dan menjauhkan dari hawa nafsunya, yang mendekatkan hawa nafsunya lebih dekat kepada Rabbnya 'Azza wa Jalla.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memerintahkan kepada kita semua agar memperbanyak do'a ketika sujud karena dia adalah kondisi yang paling dekat dengan Allāh, dan kondisi yang terdekat akan lebih dikabulkan dari do'anya karena seorang sayyid, Allāh mencintai pada hamba yang taat padaNya, yang tawadhu' padaNya, yang menerima dari apa yang diarahkan padanya dan apa yang akan diminta akan dikabulkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Hadits ini menunjukkan tentang disyari'atkannya memperbanyak doa ketika sujud, dan juga memperbanyak sujud itu sendiri, karena dia adalah kondisi yang paling dekat dari seorang hamba kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Kemudian juga hadits ini tidak merupakan, bantahan bahwa sujud ketika bukan dalil, atau hadits ini bukan merupakan dalil bagi orang yang menyatakan bahwa sujud lebih utama dari qiyām. Karena masalah keutamaan ini dari segi terkabulkan do'a, bukan dari segi keutamaan di dalam shalat karena yang utama adalah ketika seorang berdiri pada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dalam shalatnya.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka marilah kita banyak bersujud kepada Allāh dan banyak mendekatkan diri kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, banyak berdoa kepada Allāh semoga kita termasuk orang-orang yang diridhai dan dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

و صلى الله على محمد و على آله و صحبه أجمعين.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Tidak ada komentar:

Posting Komentar