Jumat, 23 Januari 2015

Jodoh Hadits 35

Syarah Hadits ke-35
Oleh Ustadz Arif Fathul 'Ulum, LC

بسم اللّه. إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم: آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: "Tanda orang munafiq ada 3; jika dia berbicara dia berdusta, jika dia berjanji dia menyelisihi, dan jika dia diberi amanah maka dia khianat".

Ini hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Al-Imam Bukhari dan Imam Muslim didalam kedua Shahihnya dan juga para imam ahli hadits yang lain.

Yang ini merupakan hadits yang agung yang penting sekali, yang menunjukkan tentang perkara yang wajib dijauhi oleh setiap muslim, yaitu nifāq (kemunafiqan), yang mana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa salla menjelaskan bahwa tanda orang munafiq ada 3;
⑴ jika dia bicara berdusta
⑵ jika dia berjanji menyelisihi
⑶ jika dia diberi amanah maka dia berkhianat

Dan nifāq ini dari kata نَافَقَ (nāfaqa), yaitu ketika seseorang membuat lubang yang ada didalam atau dikatakan نَافَقَ يَرْبُوْعَ, ada binatang yarbu' yang dia membuat lubang yang didalam kemudian dia keluar dari ujung yang lain.

Yang dari sinilah maka diambil kata nifaq bahwa artinya adalah ketika seseorang menampakkan keIslaman, menampakkan keimanan padahal dia kafir kepada Allāh 'Azza wa Jalla.

Yang ini merupakan perkara yang sangat berbahaya yaitu nifaq yang Allāh Subhānahu wa Ta'ālā telah mengancam pelakunya akan dimasukkan dikerak (yang paling bawah) dari neraka. Allāh 'Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ

Sesungguhnya orang-orang munafiq, mereka berada dibagian terbawah (kerak terbawah) dari neraka. (AnNisā' 145)

Yang ini cukup menunjukkan bahaya orang munafiq yang mereka lebih jelek dibandingkan orang-orang kafir asli, yang nampak kekafiran mereka karena orang munafiq adalah menipu.

يُخَادِعُونَ اللّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا...

Mereka telah menipu Allāh dan menipu orang-orang beriman... (Al-Baqarah 9)

Padahal Allāh tidak mungkin ditipu.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh 'Azza wa Jalla, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam hadits yang muttafaqun 'alaih (yang disepakati keshahihannya ini), menyatakan bahwa ada 3 tanda kenifaqan. Ini bukan merupakan batasan karena ada dari hadits yang lain yang Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا

Ada 4 perkara yang jika 4 perkara ini ada pada seseorang maka dia munafiq.

Dan dimasukkan 3 ini kemudian menambah yang ke-4, yaitu :

وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ

Ketika dia berselisih maka dia curang.

Maka ini adalah 4 dari tanda kemunafiqan, yang disebutkan hadits ini ada 3 yaitu:
❶ Yang pertama adalah ketika dia bicara berdusta.
Karena sesungguhnya orang yang beriman, dia akan berupaya untuk jujur;
Jujur kepada Allāh 'Azza wa Jalla
Jujur dengan keimanannya bahwa dia betul-betul mencintai Allāh dan RasulNya
Jujur didalam seluruh kehidupannya.

Maka jika kurang keimanannya, jika dia tidak jujur maka menunjukkan kekurangan dari keimanannya. Dan kalau kebiasaannya adalah berdusta maka dikhawatirkan adalah tanda kenifaqan pada dirinya.

❷ Kemudian tanda yang kedua:

َإِذَا وَعَدَ أَخْلَف

Jika dia berjanji maka dia menyelisihi.

Yaitu menjadikan janji menyelisihi dari apa yang dia janjikan. Maksudnya dia dari awal sudah berkeinginan untuk menyelisihi dari janji tersebut. Adapun ketika seorang berjanji kemudian ber'azzam (berkeinginan kuat) menempati kemudian berhalangan untuk memenuhi dari janji itu maka ini tidak ada dosa baginya. Adapun ketika dari awal dia sudah meniatkan menyelisihi janji itu, itulah tanda kenifaqan yang diperingatkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

❸ Kemudian yang berikutnya, yang ke-3 adalah:

َإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Jika dia diberi amanah maka dia berkhianat.

Yang ini jelas juga tidak merupakan sifat seorang mu'min karena sifat seorang mu'min adalah menunaikan amanah yang diberikan Allāh 'Azza wa Jalla kepada dirinya. Karena Allāh berfirman dalam kitabNya:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا

Sesungguhnya Allāh memerintahkan kepada kalian agar menunaikan amanah kepada ahlinya. (AnNisā' 58)

Ketika seseorang memiliki sifat tidak amanah maka merupakan sifat kenifaqan yang kita berlindung kepada Allāh dari sifat-sifat ini.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh 'Azza wa Jalla, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengkhususkan 3 ini, meskipun banyak yang lain dari sifat kenifaqan, karena 3 ini mengandung mukhālafah, menyelisihi atau berbeda-beda dalam masalah ucapan, perbuatan dan niat. Yang ini merupakan pokok-pokok dari agama.

Maka dalam hadits ini Rasūlullāh menjelaskan:
① Rusaknya ucapan dengan seseorang berdusta. Itu adalah tanda rusaknya dari agamanya.
② Rusaknya dari perbuatannya dengan dia berkhianat.
③ Rusaknya niatnya dengan dia menyelisihi janji, dalam hatinya dia hendak menyelisihi janji yang dia ucapkan.

Ini merupakan perkara-perkara yang berbeda antara yang nampak dengan yang tidak nampak, dari sinilah maka disebut sifat dari kenifaqan.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh 'Azza wa Jalla, maka hadits ini menunjukkan kepada kita tentang sifat-sifat nifaq yang wajib kita jauhi yaitu:
  • ketika berbicara berdusta
  • ketika berjanji mengingkari
  • ketika diberi amanah maka berkhianat


Dan nifaq ini dahulunya tidak ada dalam Islam. Ketika di Makkah tidak ada nifaq karena kaum mu'minīn dalam kondisi terdesak, dalam kondisi mereka minoritas. Dan muncul nifaq, disebutkan oleh para ulama terjadi pada zaman Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sesudah perang Badar. Tatkala banyak pembesar Quraisy yang terbunuh dalam perang Badar, jadilah kemenangan bagi kaum muslimin yang mereka mendapatkan 'izzah waktu itu. Maka orang munafiq mereka takut kepada kaum muslimin sehingga mereka berpura-pura masuk Islam walaupun mereka aslinya adalah kafir kepada Allāh 'Azza wa Jalla. Mereka tampakkan keadaan muslim padahal mereka adalah orang-orang yang mengingkari dan kafir kepada Allāh 'Azza wa Jalla.
Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh 'Azza wa Jalla, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menkhabarkan hadits ini karena 2 perkara;
⑴ Hendaknya kita menjauhi sifat-sifat tercela ini karena sifat ini adalah tanda-tanda kenifaqan. Yang ketika seseorang terbiasa melakukan nifaq 'amali, perbuatan nifaq ini dikhawatirkan akan menuju kepada nifaq i'tiqadhi (nifaq dalam 'aqidah) yaitu meyakini sebagaimana aqidah kaum munafiqin yaitu meyakini kekafiran dan menampakkan keIslaman, wal iyyadzubillāh.

Kemudian juga perkara ke-2, kenapa Nabi menyampaikan khabar ini kepada kita semua,

⑵ Agar kita waspada dari orang yang memiliki sifat-sifat ini. Agar kita mengetahui ini munafiq, agar kita tidak terpedaya oleh orang-orang yang memiliki sifat ini karena dikhawatirkan akan membahayakan kita, membahayakan kaum muslimin. Dan agar kita berhati-hati dalam bermuamalah dengannya, tidak mudah percaya, tidak menyerahkan perkara-perkara penting yang mashlahat umum kepada dia karena dia orang yang tidak pantas untuk diberi amanah dan juga tidak pantas untuk diberi kepercayaan.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh 'Azza wa Jalla, inilah yang merupakan faidah tambahan dari hadits ini, semoga Allāh Subhānahu wa Ta'ālā memberikan taufiq kepada kita untuk menjauhi dari sifat-sifat kenifaqan dan semoga Allāh menjauhkan kita dari makar-makar kaum munafiqin dan Allāh membeberkan aib mereka dan melindungi kaum muslimin dari seluruh makar-makar munafiqin.

والله أعلم بالصواب

و صلى الله على محمد و على آله و صحبه أجمعين.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


https://www.dropbox.com/s/9hfpwcajpw2rprp/Hadits%20ke%2035.aac?dl=0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar