Jumat, 23 Januari 2015

Jodoh Hadits 28

Syarah Hadits ke-28
Oleh Ustadz Arif Fathul Ulum, LC

بسم اللّه. إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم: التَّأَنِّي مِنَ اللَّهِ وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

Berhati-hati (tidak tergesa-gesa) adalah dari Allah dan ketergesa-gesaan adalah dari syaithan.

Hadits ini hadits yang agung yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqy didalam Kitab Syu'abul Iman, dari hadits Sa'ad bin Sinan Al-Khudry رضي اللّه عنه. Demikian juga dari Anas bin Malik dan yang lainnya, yang dinyatakan hadits ini hadits yang hasan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Shahih Al-Jāmi' AshShaghīr.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, hadits yang agung ini menunjukkan diantara perkara yang penting sekali yang hendaknya kita lakukan dalam seluruh kehidupan kita, yaitu:

التَّأَنِّي أي تأثبت في الأمور

Bersikap berhati-hati (tidak tergesa-gesa) didalam segala perkara.

Karena التَّأَنِّي (berhati-hati/tidak tergesa-gesa) ini adalah dari Allāh, sebaliknya, َالْعَجَلَةُ (sikap ketergesa-gesaan) adalah dari syaithan.

Berkata Ibnul Qoyyim رحمه الله تعالى : “Sesungguhnya َالْعَجَلَةُ (al'ajalah: ketergesa-gesaan) dari syaithan karena adalah merupakan sikap yang sembrono dari seorang manusia. Yang dengan kesembronoannya (ketergesaannya) ini akhirnya akan menghalangi dia dari tastabbut (dari mengecek ulang, dari berhati-hati), dan juga menafikkan/menyelisihi dari sikap tenang, berwibawa yang juga akan juga dengan sebab tergesa-gesa ini akan membawa sesuatu tidak pada tempatnya. Sekaligus juga akan menimbulkan banyak sekali kejelekan-kejelekan yang ini begitu banyak dari kejelekan-kejelekan yang ditimbulkan dari sikap ketergesa-gesaan dan kesembronoan yang akan menimbulkan banyak kejelekan.

Dan disebutkan oleh para ulama bahwa al-'ajalah (ketergesa-gesaan) adalah:

فعلُ الشيءِ قبلَ أوانهِ

Yaitu melakukan sesuatu sebelum waktunya.

Itulah yang disebut ketergesa-gesaan. Yang mana datang dari hadits yang lain yang marfu' dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallama:

إذا تأنيت أصبت أو كدت تصيب، وإذا استعجلت أخطأت أو كدت تخطئ

Jika engkau berhati-hati maka engkau benar (atau hampir benar) dan jika engkau tergesa-gesa engkau akan salah (hampir engkau akan salah).

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, hadits yang mulia ini menunjukkan perkara yang penting sekali yaitu hendaknya kita didalam segala perkara menimbang dengan cermat, tidak tergesa-gesa mengambil sikap atau berbuat sebelum kita betul-betul mengetahui duduk permasalahannya atau mengetahui dari hakikat dari perkara tersebut. Dan inilah sifat yang dicintai Allāh Subhānahu wa Ta'ālā yang berasal dari Allāh, yang dicintai Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Berbeda dengan sikap ketergesa-gesaan yang ini perasaan dari syaithan yang syaithan berupaya menjerumuskan seorang manusia didalam sikap ketergesa-gesaan sehingga akan membuat dia dalam perkara-perkara jelek tanpa dia sadari.

Karena ketergesa-gesaan, orang tidak banyak menimbang sehingga kemudian dia melakukan sesuatu yang sering terjerumus dalam kejelekan dengan cara kesal akhirnya orang tidak melihat kepada akibat yang ditimbulkan dari perbuatannya. Tidak melihat dengan pandangan yang jauh tentang apa yang akan terjadi ketika dia melakukan perbuatan tersebut.

Dan diantara sifat yang jelek dari orang-orang kafir sebagaimana Allāh sebutkan dalam Alqur'an bahwa mereka begitu tergesa-gesa yang melihat dekat dengan mereka di dunia, tidak melihat pada yang jauh yaitu yang diakhirat, yang jelas lebih baik dan lebih kekal daripada apa yang didunia.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, maka marilah kita semua mengamalkan dari petunjuk Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallama, tidak tergesa-gesa dalam segala sesuatu yang akan menimbulkan kebaikan, yang akan mengekang kita dari hal-hal yang tidak kita inginkan dengan kita berhati-hati dari tergesa-gesa. Dan juga hadits yang tadi telah disebutkan menunjukkan kebaikan dari orang yang bersifat hati-hati. Dan ini semua dalam segala perkara.

Berapa banyak dari orang yang dia tergesa-gesa dalam sesuatu kemudian menyesal, yang seandainya dia tidak tergesa-gesa dia akan mendapatkan yang dia inginkan dengan sempurna. Ketika dia tergesa-tergesa tidak mendapatkan apa yang dia inginkan dengan sempurna. Bahkan mungkin luput darinya apa yang hendak dia dapatkan, sama sekali dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.

Sebagaimana dalam kaidah yang masyhur dikalangan para ulama:

مَنْ اسْتَعْجَلَ شَيْئًا قَبْلَ أَوَانِهِ عُوقِبَ بِحِرْمَانِهِْ

Siapa yang tergesa-gesa dalam sesuatu dari waktu sebelumnya akan dihukum oleh Allāh dengan dia tidak akan mendapatkan sesuatu tersebut.

Para ulama banyak menjelaskan dari contoh hadits ini seperti seorang yang segera ingin mendapat warisan dari orang yang hendak mewarisinya, diapun orang yang hendak warisinya itu supaya mendapatkan cepat warisannya justru dia cepat dihalangi, diharamkan dari warisan orang yang dia bunuh.

Kaum mu'minīn yang dirahmati Allāh Subhānahu wa ta'ālā, semoga Allāh selalu memberikan kita taufiq, memberikan sikap yang perhatian, yang cermat, yang teliti, tidak tergesa-gesa.

Dan semoga Allāh menjauhkan kita dari sifat 'ajalah (ketergesaan) yang akan membinasakan kita, yang akan menjerumuskan kita kepada kejelekan.

Dan semoga Allāh selalu memberikan kita jalan yang benar dan menjauhi jalan-jalan kesesatan.

والله أعلم بالصواب

وصلى الله على نيينا محمد و على آله و صحبه و سلم

و آخر دعونا، الحمد لله رب العالمين

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته.


https://www.dropbox.com/s/k39lxupzdh042fo/Hadits%20ke%2028.aac?dl=0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar