Jumat, 23 Januari 2015

Hadits ke-6 | Anjuran Menjilat Jari Sesudah Makan

BimbinganIslam.com
Senin, 29 Shafar 1436 / 22 Desember 2014
Ustadz Firanda Andirja, MA
Kitabul Jaami' | Bulughul Maaram
Hadits ke-6 | Anjuran Menjilat Jari Sesudah Makan
--------------------

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalaamu'alaykum warahmatullaah wabarakaatuh.

Alhamdulillaah washshalaatu was salaamu 'alaa Rasuulillaah.

Ikhwan dan akhwat, kita masih bersama Kitaabul Aadab dari Kitaabul Jaami' yang terdapat di akhir dari Bulughul Maraam karangan Ibnul Hajar AsySyaafi'I رحمه اللّه تعالى.

Kita sekarang masuk pada halaqoh yang ke-8,

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم: «إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا, فَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ, حَتَّى يَلْعَقَهَا, أَوْ يُلْعِقَهَا». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. (١)

Hadits dari Ibnu 'Abbas رضي اللّه عنه beliau berkata: Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda: Jika salah seorang dari kalian makan makanan jangan dia usap tangannya sampai dia menjilat tangannya tersebut. Atau dia menjilatkan tangannya tersebut.

Kata Ibnu Hajar diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Ikhwan dan akhwat, hadits ini menjelaskan tentang salah satu adab daripada adab dalam memakan.

Seorang yang makan hendaknya dia membersihkan makanan. Dan inilah adab Islam yang sangat indah agar kita dijauhkan dari sikap tabdzir, dijauhkan dari sikap kufur kepada nikmat.

Bayangkan kalau makanan yang lezat belum habis kemudian kita cuci piringnya tersebut atau kita cuci tangan kita sehingga mengalirlah makanan tersebut bersama kotoran-kotoran, ini merupakan bentuk dari tidak bersyukur kepada Allah سبحانه وتعالى.

Oleh karenanya, Islam mengajarkan kita untuk bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita.

Dalam hal makanan, kita berusaha menghabiskan makanan tersebut. Seorang makan sesuai dengan keperluannya. Dan tatkala dia ambil makanan tersebut, maka dihabiskan, jangan sampai ada yang dibuang sehingga dia menjilat sisa-sisa makanan yang ada. Baik yang ada di tangannya ataupun yang ada di piringnya.

Maksud Nabi disini bukanlah tatkala sedang makan dijilat-jilat tangannya kemudian dia makan lagi apalagi tatkala sedang makan berjama'ah, tidak. Maksudnya di akhir tatkala selesai makan, selesai makan dibersihkan.

Karena dalam hadits Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم mengatakan:

إِنَّكُمْ لاَ تَدْرُونَ فِى أَيِّهِ الْبَرَكَةُ

Kalian tidak tahu dibagian mana makanan tersebut yang ada keberkahannya.

Tatkala makanan banyak dihadapan kita, Allah meletakkan barakah di sebagian makanan tersebut, kita tidak tahu dimana barakah tersebut, apakah di awal makanan kita, apakah ditengah makanan kita atau di akhir makanan kita.

Dan kalau pas kita mendapati keberkahan makanan tersebut maka ini akan berpengaruh dengan ibadah kita, keberkahan buat kita, sehat, diberkahi oleh Allah makanan tersebut sehingga, buat kita sehat, buat kita semangat untuk beribadah. Ini Allah berikan keberkahan kepada makanan tersebut.

Maka seseorang berusaha untuk menghabiskan makanannya sehingga dia bisa pasti mendapat keberkahan makanan tersebut.

Karena diajarkan bagi kita untuk menjilat-jilat tangan kita yang masih bersisa-sisa makanan.

Demikian juga kata Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم: Atau dia jilatkan kepada oranglain (أَوْ يُلْعِقَهَا), maksudnya yaitu seperti antara suami dan istri, diantara bentuk rasa cinta suami dan istri, istri terkadang menjilat tangan suaminya atau suami menjilat tangan istrinya.

Dan ini diantara perkara yang disunnahkan, tidak jadi masalah kalau mereka sedang makan, mereka saling suap menyuapi diantara mereka, atau saling jilat jari jemari mereka atau antara ayah dengan anak, ini tidak mengapa dan diajarkan dalam Islam.

Oleh karenanya, jangan dengarkan perkataan sebagian orang yang merendahkan adab Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم dalam masalah ini. Mereka mengatakan "Apa itu Islam, kok adabnya buruk? Sampai menjilat-jilat jari. Ini adalah perkara yang menjijikkan. Ini tidak benar.

Maksud Nabi bukan kita menjilat-jilat jari kita tatkala sedang makan bersama tengah makan.

Maka maksudnya adalah setelah di akhir makan, untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah سبحانه وتعالى. Tidak ada sedikit makananpun yang kita buang, tapi semuanya kita makan.

Dan kita ingat, masih banyak orang-orang miskin yang kesulitan mendapatkan makan. Masih banyak orang miskin yang kelaparan.

Apakah kita kemudian makan kemudian ada sisanya lalu kita buang? Seandainya sisa-sisa tersebut kita habiskan menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah سبحانه وتعالى.

Demikianlah apa yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini.

Wabillaahit taufiq wal hidaayah.

Assalaamu'alaykum warahmatullaah wabarakaatuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar