Jumat, 23 Januari 2015

Hadits ke-2 | Pandanglah Orang yang di Bawahmu dalam Masalah Dunia

BimbinganIslam.com
Rabu, 10 Shafar 1436 / 3 Desember 2014
Ustadz Firanda Andirja, MA Kitabul Jaami' | Bulughul Maaram Hadits ke-2 | Pandanglah Orang yang di Bawahmu dalam Masalah Dunia
-------------------- 

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakaatuh. Para ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, Kita lanjutkan hadits berikutnya,

HADITS 2

 عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي اللّه عنه قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم أُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ  عَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ 

Dari Abu Hurairah رضي اللّه عنه ia berkata: Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda: “Lihatlah kepada yang dibawah kalian dan janganlah kalian melihat yang diatas kalian sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat Allah yang Allah berikan kepada kalian". 

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. 

Ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, hadits ini mengajarkan kita dalam masalah dunia hendaknya kita melihat ke bawah, bagaimanapun kekurangan yang ada pada diri kita dalam masalah dunia,  pasti masih ada orang-orang yang lebih parah daripada kita. 

Lihatlah kita sekarang dalam keadaan sehat alhamdulillah. Kalau kita melihat ke bawah,  betapa banyak orang yang sakit, banyak orang yang terkapar di tempat tidur tidak bisa bergerak karena sakit. Kemudian betapa banyak juga orang yang cacat yang lebih parah dari kita dan lebih banyak. Dan seorangpun kalau diapun sakit masih ada yang lebih parah sakitnya. Senantiasa pasti ada yang lebih menderita daripada apa yang kita rasakan. 

Kalau kita selalu melihat ke bawah dalam masalah kesehatan saja, maka kita akan senantiasa bersyukur kepada Allah سبحانه وتعالى dan ini memang berat. Senantiasa bersyukur bukan perkara yang mudah.

Oleh karenanya Allah سبحانه وتعالى berfirman:

 وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ 

Hanya sedikit dari hamba-hambaKu yang bersyukur. (Saba':13) 

Kita berdo'a semoga Allah menjadikan kita termasuk dari hamba-hamba Allah yang sedikit tersebut. Dan diantara hal yang membuat kita senantiasa bersyukur, melihat ke bawah dalam masalah dunia. 

Demikian juga masalah harta,  misalnya, kita mungkin punya kendaraan yang mungkin kurang bagus, tetapi masih banyak orang dibawah kita yang kendaraannya lebih jelek daripada kendaraan milik kita. Dan bisa jadi masih banyak orang yang hanya memiliki motor atau memiliki sepeda bahkan. Masih banyak orang yang hanya bisa berjalan kaki,  tidak memiliki kendaraan sama sekali maka dalam hal dunia kita lihat ke bawah,  jangan kita lihat ke atas.  Karena dunia kalau lihat ke atas maka tidak akan ada habisnya. 

Maka Rasulullah melarang untuk melihat ke atas masalah dunia. Dunia tidak akan habisnya,  orang yang mencari dunia akan senantiasa haus akan dunia. Maka terkadang kita heran tatkala melihat seorang sudah tua, umur sudah 60 tahun atau 70 tahun atau bahkan 80 tahun, namun masih sibuk tenggelam dalam dunia, masih memikirkan ini memikirkan anu, kapan dia mau istirahat? 

Kapan dia mau menikmati dunianya sementara dia terus mencari dunia dan demikian terus kehidupannya. Mungkin kita heran, tapi dia sendiri tidak heran. Kenapa? 

Karena memang tidak ada rasa batas terakhir masalah kepuasan dunia. Seorang kapan mendapatkan sesuatu dia masih mencari yang lain lagi. 

Kata Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم

 لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ 

Seandainya anak Adam memiliki 2 lembah emas maka dia akan mencari lembah yang ke-3 dan dia tidak akan berhenti kecuali kalau pasir sudah dimasukkan dalam mulutnya. Kalau sudah meninggal baru dia berhenti. 

Dunia itu ibarat air laut yang asin. Semakin ditelan maka akan semakin membuat haus seseorang. Makanya dalam masalah dunia kita lihat dibawah agar kita senantiasa bersyukur kepada Allah سبحانه وتعالى. 

Berbeda halnya dengan masalah akhirat, masalah akhirat kita lihat ke atas. Allah mengajarkan kita untuk semangat dalam masalah akhirat. 

Oleh tatkala kita sholat kita mengatakan :

 اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ  

Ya Allah tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka. 

Siapa? 

Mereka yaitu nabiyyiin wa shiddiqiin wasy syuhadaa wash shaalihin, jalan para Nabi, jalan para orang shidiq, para syuhada dan orang-orang shalih. 

Kita disuruh untuk melihat ke atas masalah akhirat senantiasa minta petunjuk mereka, petunjuk jalan yang pernah ditempuh oleh orang-orang yang hebat-hebat seperti para Nabi, para syuhada, para shalihin. 

Demikian juga Allah mengatakan:

  وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ 

(Dan untuk yang demikian, maka hendaknya orang-orang yang berlomba, berlomba-lombalah...". Al Muthaffifin : 26) 

Dalam masalah surga maka berlomba-lombalah. 

Kata Allah :

 فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ 

 (AlBaqarah : 148)

 وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ 

Berlomba-lombalah untuk meraih ampunan Allah. Dan berlomba-lombalah untuk segera meraih surga yang luasnya seluas langit dan bumi. (Ali Imran: 133) 

Dalam masalah kebaikan, dalam masalah agama maka seorang melihat ke atas sehingga dia tidak merasa puas dengan agama yang dia miliki, dia tidak merasa ujub (merasa bangga). 

Bukan sebaliknya, sebaliknya orang masalah dunia lihat ke atas,masalah akhirat lihat ke atas. Masalah dunia tidak pernah puas, melihat ke atas terus, sudah punya mobil masih melihat tertarik kepada mobil yang mewah, melihat tetangganya, melihat temannya. Masalah agama malah justru lihat kebawah. 

Dia mengatakan "Ah, alhamdulillah saya sudah sholat, masih banyak orang yang tidak sholat". 

Ya benar memang masih banyak orang yang tidak sholat, bersyukur kepada Allah. Tapi lihat ke atas, dirimu penuh kekurangan, masih banyak orang-orang yang lebih hebat dari engkau sehingga engkau terpacu untuk mencari yang lebih dalam masalah agama. 

Karenanya Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم mengatakan :

 فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ، وَأَعْلَى الْجَنَّةِ….. 

Jika engkau minta surga maka mintalah surga Firdaus,  surga yang paling tinggi. Karena itulah surga yang paling tinggi. 

Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk memiliki himmah 'aaliyah (semangat yang tinggi) di dalam masalah agama tetapi tidak pernah puas dengan apa yang kita miliki sekarang. 

Semoga Allah سبحانه وتعالى menjadikan kita orang-orang yang memandang kebawah tatkala masalah dunia dan menjadikan kita orang-orang yang memandang ke atas tentang masalah agama. 

Wabillahit taufiq, wassalaamu 'alaykum warahmatullah.

2 komentar: