Jumat, 23 Januari 2015

Jodoh Hadits 22

Syarah Hadits ke-22
Oleh Ustadz Arif Fathul Ulum, LC

بسم اللّه. إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صلى الله عليه و على آله و أصحابه ومن واله و سلم تسليما كثيرا. أما بعد.

قَدْ قَالَ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم: إِذَا أَحَبَّ اللَّهُ قَوْمًا ابْتَلاهُمْ

Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم telah bersabda: Jika Allah mencintai suatu kaum maka Allah menguji mereka.

Ini adalah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh AthThabrani dan Tuyalisi dan juga Dhiya AlMaqdishi dan yang lainnya. Yang ini juga diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Jami'nya dan dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Albani dalam Shahih Jami AshShaghiir.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, hadits yang agung ini menunjukkan tentang perkara yang penting sekali yaitu bahwa terjadinya ibtila' atau musibah yang menimpa seorang hamba, ujian dari Allah yang menimpa seorang hamba itu adalah tanda bahwa Allah mencintai hamba tersebut. Bukan tanda Allah membencinya. Dan bukan seperti pemahaman sebagian orang bahwa ketika ada musibah, ada ujian berarti Allah tidak suka padanya, bahkan justru dengan ujian ini menunjukkan Allah mencintainya, sebagaimana hadits ini bahwa Rasulullah bersabda:

إِذَا أَحَبَّ اللَّهُ قَوْمًا ابْتَلاهُمْ

Jika Allah mencintai suatu kaum maka Allah menguji mereka.

Dan ujian ini bisa berupa ujian kebaikan, bisa ujian kejelekan. Sebagaimana Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam kitabNya:

وَ نَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَ الْخَيْرِ فِتْنَةً

Dan akan Kami uji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai fitnah. (AlAnbiyaa' 35)

Dan ujian kebaikan yaitu ketika Allah memberikan kebaikan-kebaikan kepada hamba untuk melihat apakah dia bersyukur kepada Allah سبحانه وتعالى ataukah dia kufur kepada Allah سبحانه وتعالى.

Sebagaimana Sulaiman عليه الصلاة والسلام, dia berkata:

هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ

Ini, seluruh nikmat ini adalah dari keutamaan dari pemberian RabbKu yang Dia mengujiku (agar Dia mengujiku) apakah aku syukur apakah aku kufur (AnNaml 40)

Kemudian juga ujian dengan kejelekan, dengan perkara-perkara yang tidak disukai seorang hamba, dengan musibah-musibah yang dia dengan ujian tersebut apakah dia bersabar atau dia berkeluh kesah. Apakah dia semakin dekat kepada Allah سبحانه وتعالى atau dia berkeluh kesah dan sebagian jauh dari Allah سبحانه وتعالى.

Sebagaimana Rasulullah bersabda:

فمن صبر فله الصبر ومن جزع فله الجزع

Barangsiapa yang sabar juga mendapatkan kesabaran, dan barangsiapa yang dia berkeluh kesah maka dia mendapat keluh kesah tersebut.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, maka seorang hamba diuji oleh Allah dengan musibah-musibah, dengan ujian-ujian agar Allah membersihkan mereka dari dosa-dosa. Kemudian akan mengosongkan hati para hamba ini dari kesibukan dunia dan semakin dekat dengan Allah سبحانه وتعالى.

Maka dengan ujian ini seseorang akan lebih sempurna didalam penghambaannya kepada Allah سبحانه وتعالى.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, maka ketika Allah memberikan ujian kepada seorang hamba, itu adalah tanda Allah mencintai hamba ini karena dengan ujian ini maka hamba ini akan mendapat keutamaan yang banyak, yang sekedar dia mendapat musibah, ini merupakan kafarah bagi dosa-dosanya karena tidak ada satupun dari manusia yang luput dari dosa. Karena kebiasaan manusia adalah dia melakukan kesalahan, melakukan dosa maka dengan adanya ujian-ujian ini Allah berupaya, Allah hendak memberikan keutaman padanya dengan dibersihkan dari dosa-dosa.

Dan ini disebutkan oleh para ulama, hadits ini merupakan bisyarah 'azhimah (بِشَارةٌ عَظِيْمَةٌ) merupakan berita gembira yang besar, berita yang agung bagi setiap mu'min karena seorang hamba tidak pernah dia luput juga dari rasa sakit, dari kesedihan, dari musibah, yang ini menunjukkan bahwa pasti seorang hamba akan mendapat kaffarah (penghapus) dari dosa-dosanya karena dia pasti mengalami dari rasa sakit ataupun musibah ataupun kesedihan dan sebagainya.

Yang hadits yang agung ini menunjukkan tentang berita yang sangat menggembirakan bahwa seorang hamba ketika diberi kesempatan oleh Allah dihapus dosanya dengan tanpa upaya dari dirinya, karena adanya musibah, ujian, ini jelas dia tidak memiliki upaya untuk itu. Ini adalah Allah berikan kepada hamba, anugerah dari Allah sebagai sarana untuk menghapus dari dosa-dosanya.

Ayyuhal mu'minun yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, juga dalam hadits yang lain, Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda:

من يُرد الله به خيراً يُصِبْ منه

Siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, Allah memberikan mushibah kepadanya.

Yang ini adalah dalih

بالمصاعد ليطهرة من الذنوب الدنيا فأت الله نقيا

Yaitu Allah mengujinya dengan mushibah-mushibah untuk mensucikannya dari dosa-dosa didunia sehingga bertemu Allah dalam keadaan bersih dari dosa.
Yang ini merupakan keutamaan yang agung dari Allah yang diberikan kepada setiap mu'min.

Kemudian para ulama menjelaskan bahwa sekedar mushibah, betapapun dari sikap yang diambil seorang hamba ini merupakan kaffarah bagi dosanya. Akan tetapi ketika dia bersabar maka Allah memberikan pahala atas kesabarannya. Dan ketika dia bersabar mendapat musibah maka mendapat 2 perkara yang agung, yang pertama kaffarah bagi dosa-dosanya dan yang ke-2 adalah pahala dari Allah atas kesabarannya.

Adapun ketika seseorang dia berkeluh kesah atau tidak sabar atas mushibah maka dia berdosa kepada Allah سبحانه وتعالى. Akan tetapi dari mushibah tersebut dia mendapat kaffarah dan terkadang seseorang dia sama antara kaffarah dan dosanya. Kemudian dia menambah dosa dengan berkeluh kesah yang seakan-akan dia tidak mendapatkan apa-apa. Akan tetapi ada yang dia lebih besar dari keluh kesahnya dihadapan Allah sehingga meskipun dia mendapat kaffarah dia dengan dosa yang dilakukan dan tidak bersabar dihadapan Allah سبحانه وتعالى.

Ini adalah shahih dari penjelasan para ulama bahwa sekedar mushibah merupakan kaffarah. Adapun ketika seorang bersabar maka dia mendapat pahala. Dan kalau dia berkeluh kesah maka dia berdosa.

Ayyuhal mu'minun yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, hadits yang agung ini menunjukkan kepada kita tentang agungnya dan keadilan Allah سبحانه وتعالى dan besarnya rahmat Allah kepada kita memberi kesempatan kepada kita untuk menghapuskan dosa kita dengan kita mendapat musibah yakni bukan dari upaya kita yakni jelas semata-mata murni dari anugerah Allah kepada kita yang kita wajib bersabar dan berharap pahala dengan musibah tersebut, bahkan kita bersyukur kepada Allah dengan adanya musibah ini yang akan bisa menghapus dari dosa-dosa kita.

Kaum mu'minin yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى, semoga Allah سبحانه وتعالى memberikan kebaikan kepada kita, memberikan keteguhan kepada kita didalam ujian dari Allah سبحانه وتعالى, dan semoga kita termasuk suatu kaum yang mencintai Allah سبحانه وتعالى dan ditunjukkan kepada Jalan yang lurus yang dicintai dai diridhai Allah سبحانه وتعالى.

و آخر دعونا، الحمد لله رب العالمين

و صلى الله على محمد و على آله و صحبه أجمعين.

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

https://www.dropbox.com/s/blf4z3zr6181bql/Hadits%20ke%2022.aac?dl=0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar